Sabtu 12 May 2012 22:56 WIB

Pelajar Indonesia Keluhkan Pembuatan Visa di Malaysia

Pelajar muslim selepas pulang dari sekolah. (ilustrasi)
Foto: www.superstock.co.uk
Pelajar muslim selepas pulang dari sekolah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi Malaysia mengeluhkan lamanya proses pembuatan visa pelajar yang memakan waktu hingga tiga bulan, sehingga mengganggu konsentrasi belajar mereka.

"Masalah proses mendapatkan visa pelajar yang terlalu lama di kampus tersebut telah sampai pada tahap yang meresahkan," kata Ketua Badan Perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia di Malaysia (BP KNPI Malaysia) Sagir Alva di Kuala Lumpur, Sabtu.

Tanpa visa pelajar, lanjut dia, mereka terpaksa setiap bulan harus keluar Malaysia dan selanjutnya masuk lagi untuk mendapatkan visa kunjungan satu bulan.

"Tentu hal ini akan sangat mengganggu konsentrasi belajar dan juga biaya yang dikeluarkan untuk keluar masuk Malaysia-Indonesia akan bertambah," katanya.

Disamping itu, kata dia, selama proses pembuatan visa dilakukan, paspor asli akan berada di petugas imigrasi sehingga para pelajar itu tidak memegang paspor asli selama berbulan-bulan. Hal ini akan menyulitkan para pelajar untuk melakukan transaksi perbankan seperti membuka rekening, penarikan atau pengiriman uang, karena pihak perbankan memerlukan paspor asli untuk melalukan transaksi.

Hal lain adalah para pelajar kesulitan untuk keluar dari Malaysia jika ada keperluan mendadak di Tanah Air, atau keperluan menghadiri seminar yang dilakukan di luar Malaysia.

Sagir mengatakan, masalah ini sudah dirasakan para pelajar Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Berbeda dengan empat tahun yang lalu saat proses untuk mendapatkan visa pelajar paling lama hanya satu bulan di kampus tersebut.

Masalah ini telah coba ditanyakan oleh para pelajar Indonesia sejak setahun lalu kepada pihak kampus dan juga imigrasi, namun tidak ada jawaban memuaskan yang diberikan oleh kampus dan imigrasi.

"Kedua pihak hanya saling menyalahkan, sehingga terkesan kedua-duanya seperti lepas tanggung jawab," kata Sagir.

Para pelajar juga sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak KBRI di Kuala Lumpur, namun sampai saat ini proses untuk mempercepat mendapatkan visa belum juga terealisasi.

"Kami berharap KBRI dan Mendiknas untuk menyurati dan berkoordinasi dengan pihak dari Malaysia seperti Kementerian Pengajian Tinggi, Imigrasi dan kampus, sehingga proses pembuatan visa pelajar ini dapat selesai dengan cepat," katanya.

Jika ini berlangsung terus tanpa ada penyelesaian, tentu akan semakin memburukkan kesan terhadap Malaysia sendiri, karena Malaysia gagal dalam menjamin kenyamanan para pelajar asing yang kuliah di Malaysia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement