Ahad 13 May 2012 07:00 WIB

Iran Larang Penggunaan Provider Surel Asing

Logo Microsoft, Yahoo, dan AOL.
Logo Microsoft, Yahoo, dan AOL.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Telekomunikasi Iran telah melarang operator telepon, perusahaan asuransi dan bank lokal menggunakan surel yang bersumber dari luar negeri untuk berkomunikasi dengan nasabah.

"Menteri telekomunikasi telah memerintahkan penggunan nama domain yang berakhir dengan .ir" milik Iran," kata Asr Ertebatat, Sabtu, disebut oleh satu media mingguan di Iran.

Instruksi itu melarang bank, perusahaan asuransi dan perusahaan telepon menggunakan provider asing buat situs mereka atau memberitahu nasabah mereka dengan menggunakan provider asing seperti Yahoo, Gmail, Hotmail atau MSN, katanya.

Mingguan tersebut melaporkan orang yang berusaha berkomunikasi dengan perusahaan semacam itu sekarang harus menggunakan alamat surel yang berakhir dengan "iran.ir", "post.ir", atau 'chmail.ir".

Lembaga yang berkaitan dengan pemerintah Iran harus menggunakan alamat yang berakhir dengan "gov.ir., atau .ir", sementara universitas mesti menggunakan surel yang berakhiran "ac.ir" atau ".ir", tambah laporan itu.

Iran telah mengumumkan hingga Mei, satu jaringan informasi nasional akan digunakan untuk menggantikan Internet dalam penangangan administrasi harian semua lembaga negara, sistem perbankan dan perusahaan swasta.

Secara resmi, peluncuran "Iranian Internet" itu bertujuan menjamin keamanan komunikasi dengan membuatnya terbebas dari operator Internet asing.

Pemerintah Iran pada Desember mengumumkan pemerintah telah memulangkan 90 persen jejaring resmi dan mendorong semua perusahaan Iran melakukan tindakan yang sama. Selama dua tahun belakangan, Teheran telah menghadapi sanksi keuangan dan ekonomi Barat akibat program nuklir kontroversialnya.

Pemerintah juga secara rutin telah menuduh Barat menggunakan jejaring untuk melancarkan perang yang tak diumumkan guna merusak kestabilannya. Sementara itu Menteri Telekomunikasi Reza Taghipour telah menyatakan Google dan Yahoo menjadi ancaman bagi keamanan nasional Iran.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement