REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah, menegaskan bahwa tujuan Israel dalam Perang 33 Hari adalah menghancurkan muqawama dan bukan melucuti senjatanya. Dalam perang tersebut, rezim Zionis Israel gagal merealisasikan satu pun tujuannya.
"Semua orang tahu bahwa Perang 33 Hari adalah menghancurkan muqawama dan bukan melucuti senjatanya atau mengusirnya dari wilayah selatan Sungai Lithani. Mereka bukan ingin mengembalikan dua tahanan Israel,'' ujar Nasrullah seperti dikutip Far News. ''Akan tetapi, tujuan Israel sesungguhnya adalah menghancurkan muqawama.''
Nasrullah menyatakan hal tersebut dalam sebuah acara menandai berakhirnya proyek rekonstruksi wilayah Dhahiyah. Dalam pidatonya tersebut, dia menyebutkan Israel lewat Perang 33 Hari itu memaksa Lebanon melakukan perubahan besar yang akan menjadi perubahan regional khususnya di Palestina, Suriah, dan kemudian Iran. Perubahan besar dalam rangka membentuk Timur Tengah Baru dimana Lebanon bergabung dalam program AS-Israel dan menjadi poros kompromi serta penyerahan dunia Arab.
Pada Juli 2006 lalu, militer Israel menyerang Lebanon dengan tujuan menghilangkan gerakan perlawanan Hizbullah. Invasi Israel tersebut dikenal sebagai Perang 33-Hari. Dari perseturuan antara Israel dan Lebanon, tercatat setidaknya 1.200 warga sipil tewas.
Menyinggung kekalahan Amerika Serikat dan Israel dalam perang tersebut, Sayid Nasrullah mengatakan bahwa perang terhadap Lebanon gagal merealisasikan satu tujuannya. Selama bertahun-tahun pasca perang tersebut, Nasrullah telah berulang kali menjelaskan tujuan, proses, dampak, dan hasil perang tersebut dari berbagai sisi.