Ahad 13 May 2012 12:34 WIB

PM Cina: Asia Menghadapi Situasi yang tak Stabil

Wen Jiabao
Foto: AP
Wen Jiabao

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perdana Menteri China Wen Jiabao Ahad memperingatkan bahwa Asia menghadapi situasi "yang tidak stabil dan tidak menentu". Hal itu diungkapkan Wen ketika bertemu dengan para pemimpin Jepang dan Korea Selatan untuk berunding.

Perjanjian perdagangan bebas tiga negara juga diperkirakan akan menjadi agenda puncak selain masalah Korea Utara dalam perundingan di Beijing antara para pemimpin tiga negara penting Asia Timur Laut itu.

"Kawasan-kawasan Asia Timur Laut dan Timur menghadapi situasi yang tidak stabil dan tidak menentu yang sulit diramalkan," kata Wen dalam pidato pembukaannya dalam pertemuan itu.

"Pada saat penting ini sangat perlu mempertahankan perdamaian dan pembangunan kawasan yang para pemimpin China, Jepang dan Korea Selatan akan melakukan tukar pikiran mengenai masalah-masalah kepentingan bersama dan memperkuat koordinasi mereka," katanya.

Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengatakan menjelang keberangatannya bagi KTT itu, yang juga dihadiri Presiden Korsel Lee Myung-Bak bahwa tiga negara itu akan meningkatkan usaha-usaha untuk mencegah kemungkinan Korut melakukan uji coba nuklir.

Kekhawairan akan uji coba nuklir itu meningkat setelah satu peluncuran roket yang gagal oleh Pyongyang bulan lalu yang menurut Amerika Serikat dan sekutunya adalah satu uji coba rudal balistik yang terselubung yang dilarang berdasarkan resolusi-resolusi PBB.

Selain masalah Korut, Wen dan dua pemimpin lainnya akan membicarakan masalah-masalah luas termasuk ekonomi dan lingkungan. Ahad siang, ketiga negara itu itu akan menandatangai satu perjanjian investasi yang disepakati Maret setelah 13 babak perundingan yang dilakukan sejak tahun 2007.

"Ini merupakan kemaujuan penting dalam kerja sama kita," kata Noda Ahad. Menteri-meteri perekonomian dari tiga negara itu melakukan pertemuan di Beijing Sabtu memutuskan merekomendasikan bahwa perundingan-perundingan mengenai pakta perdagangan bebas harus dimulai sebelum akhir tahun 2012, kata surat kabar China Daily yang dikelola pemerintah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement