Ahad 13 May 2012 17:32 WIB

Dana Talangan Yunani Dicabut jika Gagal Bentuk Pemerintahan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Bursa Efek Yunani
Foto: Thanassis Stavrakis/AP
Bursa Efek Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Yunani tidak akan menerima lebih banyak bantuan keuangan jika tidak patuh pada kesepakatan dana penyelamatan dan gagal membentuk pemerintahan. Otoritas Bank Sentral Eropa (ECB) dan Kepala Bundesbank Jerman, Jens Weidmann, mengatakan hal tersebut kemarin seperti dilansir Reuters, Ahad (13/5).

Dia mengatakan kepada surat kabar Sueddeutsche Zeitung bahwa keluarnya Yunani dari zona Eropa akan berdampak besar terhadap negara itu dibandingkan dengan seluruh negara blok lain. "Saya pikir itu terlalu sederhana jika berpikir masalah Yunani akan terpecahkan dengan meninggalkan kawasan euro," ujarnya.

Yunani jatuh dalam kekacauan setelah pemilihan umum yang gagal. Kelompok sayap kiri dan sayap kanan tidak berhasil mencapai suara mayoritas yang dibutuhkan utnuk membentuk pemerintahan. "Jika Yunani tidak memenuhi janji mereka, itu keputusan mereka. Namun, konsekuensinya tidak ada bantuan keuangan lebih lanjut," kata Weidmann.

Keputusan tersebut juga diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle. Weidmann menambahkan negara-negara donor juga harus memposisikan dirinya sesuai dengan kepentingan rakyatnya.

ECB juga diminta harus berpegang pada mandatnya untuk menjaga stabilitas harga. Sangat berbahaya mengubah mandat bank. Presiden terpilih Prancis Francois Hollande telah meminta dukungan lebih untuk membantu pertumbuhan ekonomi dari ECB.

Weidmann tidak memberikan indikasi bahwa ECB akan mengintervensi pasar obligasi lagi dalam waktu dekat. Ia mengatakan terlalu dini untuk menarik dukungan darurat bank. Langkah tersebut perlu didiskualifikasi. ECB hampir tidak lagi memanfaatkan program pembelian obligasi sejak November.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement