Senin 14 May 2012 05:10 WIB

Inilah Kuliner yang Dibenci Banyak Orang

Masakan sirip ikan hiu
Foto: biggestmenu.com
Masakan sirip ikan hiu

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sirip hiu dianggap sebagai kemewahan dalam masakan Cina sejak raja-raja Dinasti Ming minta makanan lezat itu pertama kali lebih dari 400 tahun lalu. Namun, cara-cara menangkap hiu yang tidak berkesinambungan dan kejam membuat populasi hiu semakin terancam punah. Pada Ahad, lebih dari 150 aktivis berdemonstrasi untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu lingkungan dan populasi hiu terkait dengan penjualan sirip hiu. 

 

Di bawah cuaca terik, para aktivis itu mengantar sepucuk surat yang berisikan imbauan kepada kepala pemerintahan Hong Kong yang baru, CY Leung, agar melarang penyajian hidangan sirip hiu dalam acara-acara pertemuan resmi pemerintah.

Menurut Rachel Vickerstaff dari Yayasan Hiu Hong Kong, kota di Cina selatan itu merupakan tujuan utama bagi lebih dari separuh perdagangan sirip hiu dunia, yang nilainya lebih dari 500 juta dolar setahun.

“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai apa yang sedang kami lakukan dan membuat CY Leung mengetahui mengapa ia perlu menyelamatkan ikan hiu,” ungkapnya.

Ikan hiu dilindungi berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasional untuk Species yang Terancam Punah (Convention on Internastional Trade in Endangered Species/ CITES). Namun, Vickerstaff memhitung bahwa sekitar 70 juta ikan hiu dibunuh setiap tahun untuk memenuhi permintaan akan sirip hiu yang terus meningkat di kalangan kelompok kaya Tiongkok.

Vickerstaff mengatakan lagi, “Pemerintah Hong Kong menggunakan CITES sebagai kedok. CITES hampir tidak berfungsi, karena hanya memberlakukan larangan perdagangan internasional  terhadap tiga species ikan hiu. Namun, Serikat Internasional untuk Perlindungan Alam mencatat terdapat lebih dari 100 species yang terancam punah atau hampir mendekati kepunahan. “

Sekarang, sirip hiu dihidangkan dalam bentuk sup di berbagai acara bisnis dan pernikahan sebagai lambang kedudukan tinggi. Tergantung pada kualitas hiu, semangkuk sup sirip hiu harganya lebih dari 100 dolar, sementara harga eceran sirip bagian belakang hiu paus mencapai 20.000 dolar. 

Para pelindung satwa langka mengatakan penangkapan ikan yang berlebihan berdampak buruk kepada eksosistem laut. Tetapi mereka mengatakan ada kabar baik, yaitu generasi muda di Tiongkok semakin enggan mengonsumsi sirip hiu.

Nina Whittaker, mahasiswa pada Akademi Dunia Bersatu Li Po Chun, mengatakan kecenderungan ini bukan hanya karena masalah perlindungan satwa langka, tetapi juga karena cara kejam yang dilakukan nelayan ketika menangkap hiu.

“Mereka menarik hiu ke kapal dan memotong siripnya, setelah itu hiu itu dilemparkan lagi ke laut. Hiu-hiu itu tidak bisa berenang tanpa sirip dan itu cara mati yang sangat menyakitkan. Jadi ada banyak, ratusan bangkai hiu di laut. Benar-benar seperti sampah,” ujarnya.

Untuk terus menekan pemerintah Hong Kong, dalam beberapa minggu mendatang kelompok-kelompok pelindung satwa langka akan menyampaikan kepada CY Leung pernyataan dari 40 ilmuwan terkenal internasional yang menekankan alasan-alasan lingkungan mengenai pentingnya mengakhiri perdagangan sirip hiu.

 

sumber : voa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement