REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Amerika Serikat (AS) mengatakan telah membuka negosiasi secara intensif dengan Pakistan agar negara itu membuka kembali perbatasannya. Hal ini dilakukan untuk menyuplai tentara NATO ke Afghanistan.
Komandan pasukan pimpinan NATO di Afghanistan bertemu dengan pemimpin militer Pakistan dan Afghanistan pada Ahad (13/5) untuk membicarakan keamanan perbatasan. Itu dilakukan setelah hampir enam bulan yang lalu, serangan udara AS menewaskan 24 prajurit Pakistan.
Seorang pejabat AS mengatakan, diskusi dilanjutkan pada Senin (14/5). Sementara anggota Kabinet Pakistan dan pejabat militer senior diharapkan bertemu pada Selasa untuk membahas apakah akan mengizinkan untuk melanjutkan pasokan pasukan.
Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dari AS, Jenderal John Allen, Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani, dan Kepala Staf Angkatan Darat Afghanistan Jenderal Sher Muhammad Karimi memimpin delegasi mereka masing-masing. Pembicaraan itu digelar di kota garnisun Rawalpindi, dekat Islamabad.
"Kesepakatan pertemuan ini penting untuk mencapai kemajuan lanjutan terhadap Afghanistan, sehingga negara ini tidak lagi bisa menjadi tempat yang aman bagi teroris," kata Allen menurut pernyataan ISAF.
Pembicaraan ini adalah yang paling signifikan yang diselenggarakan oleh Pakistan dengan NATO dan militer Afghanistan. "Pembicaraan difokuskan pada tindakan pengendalian perbatasan, dan mekanisme yang diberlakukan guna menghindari peristiwa yang tak diinginkan di kedua sisi perbatasan Pakistan-Afghanistan," kata pihak militer Pakistan.
Pada Sabtu (12/5), Allen mengadakan pembicaraan awal dengan Kayani mengenai cara meningkatkan keamanan di daerah yang mudah bergolak di perbatasan kedua negara itu. Para pemimpin Pakistan juga dijadwalkan bertemu dalam waktu dekat guna membahas diakhirinya blokade hampir enam bulan atas pasokan NATO ke Afghanistan.
Sementara Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani akan mengadakan pertemuan yang juga akan membahas cara memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat saat pertemuan puncak utama NATO pada penghujung Mei.