Senin 14 May 2012 15:59 WIB

Afghanistan Ambil Alih Tugas Keamanan NATO

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Afghanistan Hamid Karzai
Foto: AP
Presiden Afghanistan Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan akan mengambil alih tugas keamanan dari pasukan NATO untuk provinsi-provinsi kelompok ketiga. Kepala komisi yang mengawasi transisi pasukan Afghanistan, Ashraf Ghani, mengumumkan daftar daerah di mana pasukan Afghanistan akan memimpin pasukan asing.

Tahap transisi ini, menurut Ashraf, akan selesai dalam waktu sekitar enam bulan.  Sementara menurut Jubir Istana Presiden Afghanistan, Aimal Faizi pada Ahad (13/5) mengatakan, dalam tahap ketiga pengalihan tugas keamanan ini, pasukan keamanan Afghanistan akan mengambil alih tanggung jawab keamanan di provinsi Uruzgan, Kapisa, dan Parwan di Afghanistan Selatan, serta 122 daerah lainnya di Afghanistan.

Faizi tidak menyebut jadwal dimulainya pengalihan tahap ketiga ini. Dia menyatakan, setelah pengalihan tahap ketiga ini, semua dari ibukota 34 provinsi Afghanistan akan berada di bawah tanggung jawab pasukan Afghanistan.  "Pertemuan dewan keamanan nasional memutuskan, 11 provinsi akan dialihkan termasuk Kapisa, Parwan dan Uruzgan," juru bicara kepresidenan Aimal Faizi mengatakan pada konferensi pers. Sementara Pasukan Australia saat ini mengontrol provinsi Uruzgan.

"Tujuh puluh lima persen dari populasi akan berada di bawah kontrol keamanan lokal," kata Faizi. Sebelumnya, transfer keamanan pertama dilakukan pada Juli tahun lalu, sehingga menempatkan 50 persen dari populasi di bawah kontrol Afghanistan.

Sebelumnya, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, pada Ahad mengumumkan transisi keamanan pasukan Afghanistan dari NATO. Provinsi Kapisa adalah salah satu dari 11 provinsi yang akan berada di bawah kontrol pasukan Afghanistan setelah sebelumnya dikontrol oleh tentara Prancis. Transisi ini merupakan tahap yang ketiga sebelum penarikan pasukan NATO.

Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen menyambut baik keputusan Pemerintah Afghanistan itu. "Penyelesaian transisi akan berakhir pada 2014 dan menandakan berakhirnya peran NATO, namun bukan akhir dari keterlibatan kami"kata Rasmussen. NATO juga masih diperlukan untuk menyediakan pelatihan untuk pasukan Afghanistan.

Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), AS Jenderal John Allen, juga menyuarakan dukungan untuk tahap terakhir dari proses transisi keamanan itu.  "Pengumuman Presiden Karzai adalah bukti kapasitas dan kemampuan Afghanistan Nasional Security Force (ANSF)," katanya.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement