Rabu 16 May 2012 05:18 WIB

Dipicu Eropa, Harga Minyak Dunia Fluktuatif

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia bervariasi atau "mixed" pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dealer menyeimbangkan angka pertumbuhan ekonomi zona euro yang lebih baik dari perkiraan dengan meningkatnya kekhawatiran atas Yunani.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni ditutup pada 93,98 dolar AS per barel, atau turun 80 sen dari posisi Senin.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 67 sen menjadi menetap di 112,24 dolar AS per barel.

Kontrak berjangka New York menghabiskan waktu singkat di wilayah positif dalam pembukaan perdagangan sebelum mengarah ke selatan di tengah berita bahwa Yunani yang terlilit utang telah gagal membentuk pemerintahan baru dan harus mengadakan pemilihan umum baru.

Dengan tidak ada jaminan bahwa pemilu kedua Yunani dalam waktu kurang dari dua bulan akan menghasilkan sebuah pemerintahan yang layak, ada prospek peningkatan negara itu akan keluar dari zona euro dan mengingkari komitmennya berdasarkan sebuah bailout (dana talangan) Uni Eropa-IMF.

"Ada lagi kekhawatiran besar untuk Eropa. Kami telah melihat lebih dari satu kali sebuah penurunan besar dari euro terhadap dolar," kata Tom Bentz dari BNP Paribas.

Mata uang AS yang kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lemah, cenderung mengurangi permintaan. Tetapi investor juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi untuk

17-negara zona euro pada kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan, pada nol, mengalahkan perkiraan kontraksi 0,2 persen; Jerman, ekonomi terbesar Eropa, tumbuh 0,5 persen.

Phil Flynn dari PFG Best memperdengarkan sebuah catatan kehati-hatian di tengah berita itu.

Pasar minyak "telah menjadi yakin bahwa pemulihan ekonomi tiba-tiba Jerman akan berkelanjutan dalam sebuah dunia di mana Yunani dan Prancis tampaknya ingin pindah ke arah ekonomi penghancuran diri," kata Flynn.

Bentz memperingatkan bahwa ketegangan geopolitik atas dugaan program nuklir Iran bisa mendorong harga minyak lebih tinggi lagi akhir bulan ini, ketika kekuatan dunia melanjutkan pembicaraan tentang masalah ini.

Bergabung dengan Iran pada pertemuan 23 Mei di Baghdad, Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat. "Saya tidak akan terkejut jika pasar naik tajam minggu depan setelah pertemuan antara Iran dan enam negara itu," kata Bentz.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement