REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian Kesehatan Vietnam menolak pendapat bahwa penyakit kulit menular telah mengakibatkan 21 kematian dan 200 lebih kasus di Provinsi Quang Ngai, Vietnam tengah, sejak April 2011. Demikian kata kantor berita Vietnam VNA pada Selasa.
Laporan tersebut mengutip Wakil Menteri Kesehatan, Nguyen Thanh Long, yang mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada tanda infeksi ditemukan. Itu berarti kondisi tersebut tidak disebabkan oleh virus atau bakteri.
''Tidak ada bukti bahwa penyakit ini menyebar melalui udara, sumber air, atau antara manusia,'' kata Nguyen.
Wakil menteri kesehatan mengeluarkan pernyataannya setelah kementerian menyelesaikan misi pencarian fakta di Kabupaten Ba To, Provinsi Quang Ngai, sekitar 730 kilometer selatan ibu kota Hanoi.
Long juga menegaskan bahwa kementerian masih belum mengidentifikasi penyebab penyakit yang disebut inflamasi hiperkeratosis Sindrom Palhoplantar tersebut. Penyakit kulit tersebut ditandai oleh kulit menebal di telapak tangan dan telapak kaki.
Mayoritas pasien juga mengalami masalah gangguan hati. ''Sebagian besar pasien meninggal karena kegagalan pada multi-organ, keracunan hati dan ketidaksempurnaan imunitas,'' kata Long menambahkan.
Sebanyak 1.900 sampel penyakit itu telah dikumpulkan untuk pengujian di laboratorium nasional. Pengujian didukung oleh para ahli internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, dan Jepang.