REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 101 perawat muda asal Indonesia berangkat ke Jepang untuk bekerja sebagai tenaga medis ('kangoshi') dan pengasuh orang lanjut usia ('kaigofukushishi') di negara tersebut.
"Saya berterima kasih kepada orang muda di Indonesia yang akan berangkat ke Jepang, Kamis (17/5) nanti," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori, di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, masyarakat kami di Jepang sangat terbantu dengan kehadiran para perawat Indonesia di sana.
Para perawat muda itu sebelumnya telah mengikuti pelatihan Bahasa Jepang di Jakarta melalui lembaga 'Japan Foundation' dan akan kembali mengikuti kegiatan serupa selama enam bulan setibanya di Jepang.
Sebanyak 29 orang dari mereka akan bekerja sebagai tenaga medis di sejumlah rumah sakit di Jepang, sementara sisanya menjadi pengasuh orang lanjut usia (Lansia) di panti jompo maupun di rumah warga.
Mereka akan bekerja selama empat tahun di Jepang, dan selama itu harus mengikuti ujian sertifikasi nasional yang diselenggarakan Pemerintah Jepang setiap tahun.
Ini dilakukan guna mendapatkan akreditasi dan kesempatan perpanjangan kontrak kerja baru setelah tiga tahun menyelesaikan masa kontrak pertamanya.
Kemampuan bahasa diakui kerap menjadi kendala bagi para tenaga kerja perawat Indonesia ketika mengikuti ujian nasional di Jepang.
Oleh karena itu, para perawat yang akan diberangkatkan pada tahun ini mengikuti total 12 bulan pelatihan Bahasa Jepang di Indonesia dan di Jepang.
Pemerintah Indonesia telah mengirimkan tenaga kerja perawat ke Jepang sejak 2007, sebagai bentuk kerja sama bilateral. Program tersebut didukung sepenuhnya oleh lembaga terkait dari kedua negara, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Kesehatan RI dan Japan Foundation.