REPUBLIKA.CO.ID, KANO -- Sebanyak 100 pasangan melakukan pernikahan massal di masjid utama Kano, Nigeria, Selasa (15/5). Pernikahan massal tersebut merupakan bagian dari program kampanye polisi syariah (Hisbah) mempromosikan keluarga yang solid.
Ratusan warga Kota Kano memadati halaman luar masjid untuk menyaksikan pernikahan tersebut. Kano adalah kota dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di Nigeria. Tak ketinggalan polisi bersenjata terlihat bersiaga di saat warga menyanyi dan menari.
Acara itu juga dihadiri kepala suku dan pejabat pemerintah. Pernikahan ini adalah gelombang pertama dari 1.000 pasangan yang akan dinikahkan. Mereka diseleksi oleh Hisbah dan dipertemukan dengan pelamar yang bersedia.
Para pengantin pria mengenakan jubah tradisional. Menurut adat setempat, pengantin perempuan tidak menghadiri upacara tersebut. Namun, ada beberapa pengantin perempuan yang hadir. Mereka mengenakan kerudung dan gaun.
"Saya sangat senang. Semoga Tuhan membalas kebaikan mereka yang terlibat program ini," ujar salah satu pengantin perempuan Magajiya Ya'u (40 tahun) kepada AFP.
Salah satu pengantin pria menikahi istri keduanya. Sule Alaramma (55) mengaku ia sangat bahagia karena telah menikahi wanita pilihannya hampir tanpa biaya karena ditanggung pemerintah.
Program yang digagas oleh Hisbah bersama Asosiasi Janda Nigeria (VOWAN) ini untuk mengatasi tingkat perceraian yang tinggi dan menyediakan lingkungan rumah yang stabil bagi pertumbuhan anak-anak.
Program ini juga diharapkan mampu mengurangi kekerasan di Kano yang dipicu oleh kelompok Islam, Boko Haram. Para pengamat mengatakan, para pemuda yang frustasi kebanyakan bergabung dengan kelompok itu dan melakukan tindakan kekerasan.
"Kami akan terus mengadakan pernikahan massal. Pernikahan gelombang kedua akan segera dilaksanakan sebab ini komitmen pemerintah," kata Kepala Hisbah Aminu Daurawa.
Hisbah membayar 10 ribu naira (63 dolar AS) pada pengantin pria sebagai mas kawin. Uang itu digunakan untuk membeli mebel dan perlengkapan dapur. Hisbah juga memberikan 15 ribu naira (95 dolar AS) sebagai modal bagi pasangan tersebut memulai usaha kecil-kecilan, seperti membuka usaha menjahit atau makanan.
Bertindak sebagai wali pengantin perempuan adalah pemuka agama setempat Ado Bayero. Sedangkan pengantin laki-laki diwakili Gubernur Kano Rabiu Musa Kwankwaso.