Rabu 16 May 2012 21:42 WIB

Suu Kyi, Hati-hati, Setujui Pembekuan AS Atas Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Anggota parlemen Myanmar Aung, San Suu Kyi, tidak akan menentang pembekuan hukuman Amerika Serikat. Namun, dengah hati-hati ia mendesak dan memperingatkan, Selasa (15/5) bahwa negaranya bisa mengalami mundur setelah perubahan besar.

Suu Kyi, yang disumpah pada 2 Mei sebagai anggota parlemen berbicara melalui Skype ke acara langka di Washington, yang melibatkan mantan presiden George W Bush. Suu Kyi menyetujui secara hati-hati seruan John McCain, senator terkemukadari partai Republiken Bush, untuk membekukan dengan waktu terbatas atas sebagian besar hukuman terhadap Myanmar, mirip dengan langkah terkini Eropa Bersatu.

"Itu cara mengirim pesan kuat bahwa kami akan membantu pendemokrasian, tapi jika itu tidak dipertahankan, maka kita harus memikirkan cara lain guna memastikan bahwa pendapat rakyat Birma atas demokrasi dihormati," kata Suu Kyi, mengacu ke nama lama Myanmar.

"Saya tidak menentang penghentian hukuman selama rakyat Amerika Serikat merasa itu benar pada saat ini. Tapi, saya menyarankan itu dilakukan dengan hati-hati," tambahnya. "Saya terkadang merasa bahwa orang terlalu yakin akan keadaan di Birma. Anda harus ingat bahwa pendemokrasian tidak dapat diubah," katanya.

Dengan mengulangi salah satu pokok, yang sering dikemukakannya, Suu Kyi mengatakan bahwa perubahan hanya akan dianggap tidak dapat diubah setelah tentara, yang lama menjadi lembaga paling kuat di Myanmar dengan sejarah pelanggaran, tegas bertekad mengubah cara.

Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian 1991, mendapatkan penghormatan luas di seluruh tataran politik di Washington dan pandangannya dianggap penting untuk setiap keputusan Amerika Serikat mencabut hukuman berdasawarsa terhadap Myanmar.

Sejak menjabat setahun lalu, Presiden Thein Sein mengejutkan banyak pengecamnya dengan membuka pembicaraan dengan Suu Kyi dan suku pemberontak, yang memungkinkan pemilihan umum sela dikuasai partai Liga Bangsa untuk Demokrasi Suu Kyi, dan membebaskan tahanan politik.

Namun, Suu Kyi menyatakan Myanmar belum membebaskan 271 tahanan politik di daftar, yang diserahkan partainya kepada kementerian dalam negeri. "Seharusnya, tidak ada tahanan politik di Birma jika kita benar-benar menuju demokrasi," katanya.

McCain, dalam usul menangguhkan hukuman, menyatakan Myanmar perlu melakukan lebih untuk mengakhiri perang lama suku, tapi Presiden Thein Sein tulus dalam hal perubahan.

Pemerintahan Demokrat Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperjuangkan pembicaraan dengan Myanmar sejak mengganti Bush, tapi berhati-hati tentang pencabutan penuh hukuman, dengan menyebutnya perlu untuk menjaga pengaruh guna mendorong perubahan.

Perusahaan Amerika Serikat bersemangat masuk Myanmar, karena khawatir pesaing Asia dan Eropa mereka akan merebut pasar, yang berkembang. Pemerintahan Obama berencana memungkinkan modal terbatas, tapi sesuai dengan aturan, karena kelompok hak asasi manusia memaksakan pedoman ketat.

Suu Kyi berbicara pada peluncuran Kumpulan Kebebasan Washington, kegiatan Bush untuk menyatukan pelajaran dari pembangkang dan pembaru. Kumpulan itu sudah memiliki laman resmi dan akhirnya akan memiliki rumah nyat

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement