REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sabtu pekan lalu, delegasi Indonesia yang tergabung dalam ASPAK berhasil memasuki wilayah Jalur Gaza dengan bermodal semagat untuk membebaskan Jalur Gaza yang masih diblokade.
Kedatangan delegasi yang terdiri dari beberapa LSM seperti KNRP, DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia), Mahtlaul Anwar, Darul Qur'an, Salimah, dan Adara ini menjadi sesuatu yang sangat berharga di mata rakyat Palestina, khususnya warga Jalur Gaza.
Kedatangan delegasi ASPAK ke Jalur Gaza adalah untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza yang hingga kini masih menderita akibat blokade Israel. Selain itu, delegasi ini juga menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah kediaman putri Indonesia-Palestina pertama yang lahir di Gaza, Marwiyah Filindo.
Marwiyah adalah buah hati pasangan pemuda Indonesia bernama Abdillah Onim dan seorang Muslimah penghapal Alquran, Ustadzah Rajaa Ali Yusuf dari keluarga Al-Hirtsani. Nama Filindo sendiri adalah perpaduan antara Filistin (Palestina) dan Indonesia.
Abdillah Onim adalah relawan MER-C Indonesia yang sudah hampir tiga tahun ini berada di Jalur Gaza. Ia ditugaskan untuk mengawal pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) amanah rakyat Indonesia di Jalur Gaza.
Abdillah sangat bahagia atas kunjungan delegasi ASPAK ke kediamannya. Saat ia menggendong putri tercintanya, tiba-tiba seorang anggota delegasi melontarkan takbir dan tahmid seraya berujar, "Alhamdulillah, wajahnya terlihat jelas perpaduan antara Indonesia dan Palestina."
Ketua Delegasi ASPAK, Suryama, mengatakan peran Indonesia tidak hanya aktif di dunia politik dan dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu hubungan darah.
"Ini buktinya, hasil perkawinan antara putra Indonesia dengan Muslimah Palestina telah melahirkan seorang putri yang subhanallah cantiknya. Semoga menjadi penerus untuk memperjuangkan hak-hak Palestina," kata Suryama sembari menggendong Marwiyah.