REPUBLIKA.CO.ID, TASI TOLU -- Mantan pemimpin gerilya dan bekas kepala militer, Taur Matan Ruak, berjanji untuk menghormati konstitusi. Ruak mengucapkan janji tersebut saat dilantik sebagai presiden baru Timor Leste pada Ahad.
Ruak (55) bersumpah kepada bangsanya akan menghormati konstitusi. Dia pun berjanji akan terlibat untuk kesejahteraan negara. Janjinya diucapkan dalam upacara tengah malam pada beberapa jam sebelum perayaan 10 tahun kemerdekaan negara muda itu.
Ruak mengambil alih jabatan presiden dari Jose Ramos-Horta. Presiden baru mengucapkan janjinya saat lagu kebangsaan dimainkan sebagai latar belakang. Acara digelar di Tasi Tolu. Daerah pinggir pantai di pinggiran ibu kota Dili itu menjadi tempat pengumuman kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada 20 Mei 2002.
Ruak menandatangani satu naskah. Di tengah tepuk tangan rakyat Timor Leste, dia tersenyum dan menggenggam tangan pendahulunya dalam pelukannya.
Ini adalah tahun yang penting bagi negara berpenduduk sebesar 1,1 juta yang juga dikenal sebagai Timor Timur. Dia akan memilih perdana menteri baru dan pemerintah dalam pemilihan umum pada 7 Juli. Pada akhir tahun ini, Timor Leste akan mengucapkan selamat tinggal kepada pasukan PBB yang ditempatkan di sana sejak tahun 1999.
Ruak memenangkan pemilu putaran kedua pada bulan lalu. Pemilu yang secara luas dipuji sebagai pemilu damai dan adil.
Dia mengambil alih sebuah negara yang tertatih-tatih oleh kemiskinan, korupsi dan ketergantungan yang berlebihan pada pendapatan energi. Tetapi, bangsa yang tidak stabil itu kini telah menikmati perdamaian dalam beberapa tahun terakhir.