Ahad 20 May 2012 18:29 WIB

Benghazi Selenggarakan Pemilu, Dicemaskan Picu Perpecahan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pemberontak Benghazi yang berhasil menggulingkan pemerintahan rezim Moammar Qaddafi.
Foto: AP
Pemberontak Benghazi yang berhasil menggulingkan pemerintahan rezim Moammar Qaddafi.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI-- Penduduk Kota Benghazhi melakukan pemungutan suara untuk memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di dewan lokal kota itu, Sabtu (19/5). Lebih dari 400 orang maju mencalonkan diri untuk memperebutkan 44 kursi dewan lokal di kota itu, meski pemerintah pusat di Tripoli sama sekali belum mengatur tentang pemerintahan lokal. Sebanyak 200 ribu warga juga terdaftar sebagai pemilih.

"Ini adalah langkah pertama dalam transisi dari revolusi ke pemerintah,"kata kepala komite pemilu lokal, Suleiman Zubi. Ratusan warga terlihat antri di luar tempat pemungutan suara. "Rasaya ada perayaan, semua orang senang dan memberi suara adalah penting untuk masa depan saya,"kata seorang mahasiswa jurusan medis, Muhammad Azizi.

Sebelumnya, pemilihan umum direncanakan akan digelar Juni mendatang. Hingga saat itu mandat dewan lokal akan tetap tidak jelas.

Benghazi adalah tempat kelahiran pemberontakan yang mengakhiri kediktatoran rezim Muammar Khadafi. "Ini telah berlangsung lama dan saya sangat senang menjadi saksi dari momen bersejarah ini,"kata seorang pemilih, Suleiman al-Agury. Benghazi juga jadi basis gerakan yang frustasi kepada para penguasa nasional yang ingin mengubah Libya menjadi negara federal.

Pemilu lokal di Beghazi itu dilangsungkan di tengah meningkatnya ketegangan antara kekuatan-kekuatan regional di bagian timur Libya. Penguasa Libya, Dewan Transisi Nasional mengatakan, pemilu tersebut bisa menyebabkan pecahnya negara.

Hari pemilihan ditetapkan sebagai hari libur umum dan pasukan keamanan dikerahkan di semua pintu masuk dari Benghazi. Diperkirakan hasil pemilu bisa diketahui pada hari Senin mendatang. Terakhir kali, kota tersebut melakukan pemilu pada 1964 pada masa pemerintahan Raja Idris I yang menggulingkan Khadafi dalam kudeta tak berdarah pada 1969.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement