REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Pemimpin kudeta yang menggulingkan presiden Mali pada Maret lalu akan mempertahankan gelar mantan kepala negara. Dia juga menginginkan semua hak istimewa yang berkaitan dengan itu.
"Kapten Amadou Sanogo memiliki status mantan kepala negara. Ia akan memiliki semua keuntungan berkaitan dengan pangkatnya," kata Menteri Luar Negeri Burkina Faso, Djibrill Bassole, yang menjadi salah satu penengah dalam krisis pasca-kudeta.
Bassole mengatakan kepada radio negara bahwa pemerintah Mali dan mediator ECOWAS juga menyepakati masa transisi demokrasi penuh selama setahun. Perjanjian ini ditandatangani oleh Sanogo, Presiden sementara Mali, Dioncounda Traore; Perdana Menteri Mali, Cheick Modibo Diarra; dan Bassole.
Bassole bersama Adama Bictogo (Menlu Pantai Gading) dan Mohamed Nourredine (Menlu Nigeria) telah melakukan misi mediasi mereka di Bamako sejak Sabtu. Mereka telah mencapai kesepakatan prinsip bagi Traore untuk memimpin periode transisi sampai pemilu dapat diselenggarakan.