Senin 21 May 2012 08:12 WIB

Inggris Didemo Warganya Soal Iran dan Afghanistan

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Tentara Inggris di Aghanistan
Foto: telegraph.co.uk
Tentara Inggris di Aghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Aktivis anti perang Inggris mendesak Pemerintah Inggris untuk menarik mundur pasukannya di Afghanistan. Mereka memrotes kebijakan NATO di Chicago dan rencana Inggris untuk tetap menempatkan pasukannya di Afghanistan lebih dari 2014.

Ribuan aktivis anti perang Inggris melakukan aksi demo di luar kedutan besar Amerika Serikat di London. Mereka menyatakan oposisi mereka terhadap tindakan keras yang dilakukan terhadap Iran oleh Barat, termasuk Inggris. Para pendemo juga meminta Pemerintah Inggris untuk segera menarik pasukannya dari Afghanistan, dan menghentikan intervansinya pada negara lain seperti Suriah.

"Cukup sudah, kami ingin pasukan ditarik dari Afghanistan. Kami juga ingin Inggris menghentikan serangan terhadap Suriah dan Iran. Hanya masyarakat di negara itu sendiri yang dapat memutuskan masa depan mereka," ujar Ketua Koalisi Penghentian Perang top the War Coalition (StWC) Lindsey German.

Aksi tersebut dilakukan di Grovesnor Square, oleh berbagai elemen, seperti StWC dan Campaign for Nuclear Disarmament (CND). Mereka lakukan aksi solidaritas terkait kebijakan NATO di Chicago mengenai perang di Afganistan. Sementara itu, mantan ketua StWC Andrew Murray mengatakan, Perdana Menteri Inggris, David Cameron harus menarik pasukannya dari Afghansitan. Sebab tetap menempatkan sejumlah pasukan di sana setelah 2014 akan menimbulkan banyak korban lain.

Para pengunjuk rasa meneriakan slogan-slogan berbunyi, 'Tak ada keadilan, tak ada perdamaian', 'NATO keluar dari Timur Tengah', dan 'Pasukan keluar sekarang'.

Namun, salah seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan, sepertinya pasukan Inggris hanya akan berada di Afghanistan hingga 2014 dan tidak akan melampauinya.

sumber : Press TV
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement