Selasa 22 May 2012 05:13 WIB

Enggan Hengkang, Obama: Afghanistan tidak akan Sendirian

Presiden AS Barack Obama.
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO---Presiden AS Barack Obama mengatakan, masyarakat internasional tidak akan meninggalkan Afghanistan ketika negara itu berusaha mengendalikan keamanan sendiri dan membentuk masa depannya.

"Ketika rakyat Afghanistan bangkit, mereka tidak akan sendirian," kata Obama pada pembukaan pertemuan NATO yang dihadiri lebih dari 50 pemimpin dunia yang membahas akhir misi tempur internasional di Afghanistan pada 2014.

Para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hari Senin menyetujui rencana penyerahan kendali keamanan kepada pasukan keamanan Afghanistan pada pertengahan 2013, dan pasukan asing akan secara bertahap mengalihkan fokus mereka dari misi tempur ke peran pendukung.

Dalam deklarasi pertemuan puncak di Chicago, Obama dan 27 sekutu militer mengkonfirmasi bahwa mereka akan menarik pasukan tempur sebelum akhir 2014 dan meninggalkan sejumlah personel untuk misi pelatihan.

"Hari ini akan memutuskan tahap mendatang peralihan, tonggak sejarah akan datang, kita akan menetapkan sebuah tujuan bagi pasukan Afghanistan untuk mengendalikan keamanan di negara mereka sendiri pada 2013, tahun depan, sehingga ISAF bisa beralih ke peran pendukung," kata Obama pada pertemuan itu, yang juga dihadiri Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Karzai mengumumkan pekan lalu, rakyat Afghanistan akan segera memegang kendali atas sejumlah provinsi lagi, yang mencakup 75 persen penduduk yang berada di bawah perlindungan pasukan lokal.

Obama mengatakan, "Hari ini kita bisa menyetujui hubungan jangka panjang NATO dengan Afghanistan setelah 2014, termasuk dukungan kita bagi pasukan keamanan Afghanistan."

Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.

Menurut data yang disiarkan situs independen icasualties.org, sekitar 150 prajurit asing tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini.

Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Jumlah warga sipil yang tewas meningkat secara tetap dalam lima tahun terakhir, dan pada 2011 jumlah kematian sipil mencapai 3.021, menurut data PBB.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan pada 2010, yang menjadikan kurun waktu itu sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement