Selasa 22 May 2012 07:49 WIB

Baru Janji, Posisi Euro Sudah Menguat

Euro
Foto: Hend Funds Blogger
Euro

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Kurs euro mengembalikan penurunannya dari dolar pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah para pemimpin G8 dan menteri luar negeri Jerman dan Prancis berjanji bekerja keras untuk menjaga Yunani di zona euro.

Sementara kekhawatiran tentang nasib 17-negara zona euro tetap mendalam, pernyataan dari pertemuan puncak akhir pekan para pemimpin G-8 di dekat Washington membesarkan hati para pedagang.

"Kami sepakat tentang pentingnya sebuah zona euro yang kuat dan kohesif untuk stabilitas dan pemulihan global," kata mereka dalam sebuah komunike bersama.

"Kami menegaskan kepentingan kami, Yunani tetap di zona euro sementara menghormati komitmennya."

Menteri keuangan dari Jerman dan Prancis menegaskan itu pada Senin (21/5) setelah pertemuan di Berlin.

"Kami sepakat bahwa kami harus melakukan segalanya untuk membuat Yunani di klub euro," Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan mitra Prancis-nya Pierre Moscovici.

Komentar tersebut membantu euro bertambah 0,4 persen pada dolar, bergerak ke 1,2815 dolar dari 1,2773 dolar pada akhir Jumat. Yen, tempat yang aman dalam beberapa pekan terakhir, turun kembali pada Senin, diperdagangkan menjadi 79,30 yen per dolar dari 78,95 yen, dan 101,62 yen per euro dari 100,94 yen.

Tetapi berlanjutnya keraguan atas komitmen Yunani terhadap euro membatasi 'rebound' euro, dengan para analis mengatakan euro masih di jalur berbahaya menjelang pemilu satu bulan dari sekarang.

"Euro telah menurun 3,5 persen sejak awal Mei karena hasil pemilu Yunani tidak meyakinkan pada 6 Mei telah membebani mata uang," kata Nick Bennenbroek dari Wells Fargo.

"Sementara bukan kasus dasar kami, kami percaya kemungkinan keluar dari euro telah meningkat untuk mungkin 25 persen menjadi 30 persen."

Pound Inggris terdorong sedikit lebih tinggi, menjadi 1,5833 dolar dari 1,5815 dolar. Dolar jatuh ke 0,9372 franc Swiss dari 0,9397 franc.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement