Selasa 22 May 2012 08:47 WIB

Bahas Nuklir, Perwakilan Iran Tiba di Baghdad

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
Kepala juru runding nuklir Iran, Saeed Jalili.
Foto: Burhan Ozbilici/AP
Kepala juru runding nuklir Iran, Saeed Jalili.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sekertaris Tertinggi Dewan Keamanan Nasional Iran Saeed Jalili tiba di ibukota Irak pada Senin (21/5) malam. Tujuannya ke Baghdad tak lain untuk menghadiri pertemuan dengan enam negara kekuatan dunia, terkait program nuklir Iran.

Jalili tiba di Irak Senin malam, ia disambut oleh Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari di Bandara Baghdad. Rencananya Rabu (23/5) besok ia mewakili Teheran akan melakukan pembicaraan dengan kelompok P5+1 (Inggris, Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman).

Iran dan kelompok P5+1 telah melakukan pembicaraan di Istanbul, 14 April lalu. Kedua belah pihak memuji pertemuan tersebut, dan berjanji akan mengadakan pembicaraan lagi 23 Mei di Baghdad. Sebelum terbang ke Baghdad, Jalili sempat bertemu dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano di Teheran. Ia mengatakan pertemuan tersebut membuahkan hasil positif.

"Kami melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Amano, dan setelah ini insyaAllah kami akan memiliki kerjasama yang baik ke depannya," kata Jalili.

Menurutnya Iran merupakan salah satu negara pendukung utama pelucutan senjata nuklir di tingkat Internasional. Iran juga mengkampanyekan mengenai penentangan proliferasi senjata nuklir. Menurut Jalili, energi nuklir dapat digunakan untuk tujuan damai, oleh karenanya Iran menandatangani perjanjian Non Proliferasi Nuklir.

Bahkan menurut Jalili, baru-baru ini Pemimpin Revolusi Islam di Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengeluarkan fatwa mengenai pelucutan senjata nuklir. Pada 22 Februari lalu, Ayatollah Khamenei mengatakan, kepemilikan dan pembuatan senjata nuklir merupakan 'dosa besar'.

Oleh karenanya, Iran menentang keras senjata nuklir dan secara aktif akan bekerja sama dengan badan nuklir dunia. Hal ini dilakukan untuk menuju pelucutan senjata nuklir dan penggunaan energi nuklir untuk perdamaian.

Padahal selama ini AS dan Negara Barat bersikeras menuduh program nuklir Iran untuk memproduksi senjata nuklir dan bom atom. Iran menampik tuduhan tersebut dan mengatakan telah menandatangani perjanjian Non Proliferasi nuklir, yang membuktikan penggunaan energi tersebut untuk tujuan damai.

Amano tiba di Teheran pada Senin lalu, ia didampingi oleh Wakil Direktur Umum untuk perlindungan IAEA Herman Nackaerts dan Asisten Direktur lembaga umum untuk kebijakan IAEA Rafael Mariano Grossi. Mereka disambut oleh Duta Besar Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh.

sumber : IRNA/Press Tv
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement