Rabu 23 May 2012 01:16 WIB

Penulis Palestina: Penjara di Suriah Seperti Neraka

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Seorang penulis terkemuka Palestina yang dipenjara di Suriah menggambarkan penjara tersebut sebagai "jagal manusia". Para tahanan dipukuli dengan tongkat dengan cairan berbau, dimasukan ke dalam sel, dan diikat di tempat tidur pada malam hari.

Salameh Kaileh (56 tahun) ditangkap pada 24 April karena dicurigai mencetak selebaran yang menyerukan penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dalam ceritanya, Kaileh menggambarkan sekilas kisah mengenai kondisi yang dihadapi oleh tahanan di penjara. "Ini adalah neraka di bumi," kata Kaileh seperti dilansir AP dan The Washington Post.

Kaileh menceritakan kisah tersebut sesaat setelah dibebaskan dan dideportasi ke Yordania. Ia berbicara di rumah temannya di pinggiran Amman. Kaileh mengalami memar kebiruan di kakinya. Menurutnya ia mendapatkan luka tersebut dari pemukulan dengan tongkat kayu yang dipenuhi pin dan paku. " Saya merasa saya akan mati di bawah pemukulan brutal, biadab dan interogasi terus menerus," kata Kaileh.

Lahir di Birzeit, Tepi Barat, Kaileh merasa menderita di bawah rezim di Damaskus.  Sebelumnya, ia  juga pernah dipenjara oleh pemerintah Suriah pada 1992 selama delapan tahun. Ia dituduh memiliki hubungan bawah tanah dengan kelompok oposisi kiri dan komunis Suriah.

Kali ini ia setelah pasukan keamanan menangkap dia di rumahnya. Kaileh dianggap mencetak selebaran dan membuat marah rezim, dengan tulisan berjudul "Untuk Palestina Bebas, rezim Suriah harus jatuh". Penahanan Kaileh yang menyebabkan kemarahan seorang intelektual Arab. Ia yang menyerukan pembebasan Kaileh dan mengecam tindakan Assad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement