Rabu 23 May 2012 06:00 WIB

IMF Desak Inggris Turunkan Suku Bunga

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Dana Moneter Internasional pada Selasa mendesak bank sentral Inggris (Bank of England) untuk menurunkan suku bunganya dan memompa lebih banyak uang ke dalam ekonomi yang terkena resesi.

Ekonomi Inggris telah terpukul keras oleh krisis utang di mitra dagang utamanya, zona euro.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga memperingatkan bahwa pemerintah koalisi Inggris perlu mempersiapkan pemotongan pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur, memacu pemulihan yang melambat atau krisis zona euro memburuk.

"Pelonggaran moneter lebih lanjut diperlukan" bagi Inggris untuk mengamankan "pemulihan ekonomi berkelanjutan", kata IMF dalam laporan tahunan terhadap perekonomian negara itu.

"Stimulus keuangan dapat disediakan melalui pelonggaran kuantitatif (QE) lebih lanjut dan mungkin memotong kebijakan suku bunga."

Komite Kebijakan Moneter BoE (MPC) memangkas suku bunga ke rekor

rendah 0,50 persen saat ini pada Maret 2009, saat itu juga meluncurkan kebijakan QE radikal ditujukan untuk mendorong perekonomian.

Berdasarkan QE, bank sentral sejauh ini telah memompa ekonomi dengan 325 miliar pound (402 miliar euro, 512 miliar dolar AS) dari kas baru melalui pembelian aset seperti obligasi pemerintah dan korporasi dengan tujuan memberikan sebuah dorongan untuk pinjaman.

"Bukti menunjukkan bahwa QE dapat terus mendukung permintaan dengan menurunkan suku bunga jangka panjang dan meningkatkan likuiditas bank," kata IMF, Selasa.

"MPC juga harus meninjau kembali efektivitas pemotongan kebijakan suku bunga di bawah tingkat sekarang 0,50 persen."

Ekonomi kembali dari penurunan tajam pada akhir 2009 namun sejak itu kesulitan untuk pulih, dan meluncur kembali ke resesi pada kuartal terakhir 2011 didorong krisis zona euro dan penghematan negara.

IMF menambahkan pemerintah mungkin perlu untuk lebih memperlambat laju langkah-langkah penghematannya untuk mengangkat pertumbuhan di tengah risiko "shock" zona euro utama.

"Jika ekonomi ternyata signifikan lebih lemah dari perkiraan,

pelonggaran fiskal harus dipertimbangkan," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde.

"Langkah-langkah harus difokuskan untuk mendukung pertumbuhan dan lapangan kerja." Laporan Dana mencatat pengangguran mencapai 8,2 persen sementara output lebih dari 4,0 persen di bawah puncak sebelum krisis, tetapi masih diperkirakan kembali moderat ke pertumbuhan pada paruh kedua 2012 karena krisis Eropa berkurang.

"Sayangnya pemulihan ekonomi di Inggris belum bertahan dan

tekanan berlimpah," kata Lagarde kepada wartawan, memperingatkan risiko pertumbuhan yang rendah bisa menjadi "mengakar".

"Tidak ada pertanyaan bahwa langkah-langkah konsolidasi fiskal di seluruh Eropa telah meningkatkan kredibilitas negara yang telah mengadopsinya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement