REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Lima orang tewas dan beberapa orang lagi cedera ketika beberapa pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat (AS) kembali melakukan serangan. Pesawat-pesawat itu menembakkan dua rudal ke satu rumah yang dicurigai menjadi tempat persembunyian gerilyawan di daerah suku Pakistan, Waziristan Utara, Rabu pagi (23/5).
Stasiun televisi lokal, Urdu TV, melaporkan pesawat tanpa awak itu pertama kali menyerang sekitar pukul 02.40 waktu setempat. Sementara itu, media lokal, dengan mengutip beberapa sumber menyatakan lima drone milik AS terbang melintasi Miranshah, kota kecil utama di Waziristan Utara sebelum menembakkan dua rudal ke rumah tersebut.
Identitas korban dalam serangan itu belum diketahui sebab Waziristan Utara adalah daerah suku di pegunungan yang berbatasan dengan Afghanistan dan susah didatangi, demikian laporan Xinhua, Rabu pagi. Serangan itu adalah yang pertama setelah konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO di Chicago, AS.
Selama pertemuan tersebut, Presiden AS Barack Obama dilaporkan mengatakan bahwa AS dan Pakistan membuat kemajuan yang menggembirakan mengenai pembukaan kembali jalur pasokan penting NATO ke dalam wilayah Afghanistan. Jalur tersebut telah ditutup oleh Pakistan akibat serangan udara maut NATO terhadap dua pos pemeriksaan perbatasan Pakistan pada November 2011.
Pakistan telah menuntut permintaan maaf atas serangan udara yang menewaskan 24 dan melukai 13 prajuritnya. Pakistan juga meminta penghentian serangan pesawat tanpa awak milik AS sebagai prasyarat bagi pembukaan kembali jalur pasokan NATO itu.
Namun kedua tuntutan tersebut telah diabaikan oleh AS. Serangan drone milik AS di Rabu pagi adalah yang ke 13 berdasarkan hitungan setiap hari di Pakistan pada 2012. Sedikitnya 98 orang dilaporkan telah tewas dalam serangan semacam itu tahun ini.