REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA---Nigeria kehilangan 180 ribu barel minyak per hari karena pencurian. Kepala perusahaan minyak negara menyeru kepada pihak keamanan agar membantu mengurangi masalah ini di produsen terbesar di Afrika itu.
Kepala Perusahaan Minyak Nasional Nigeri (NNPC) Austen Oniwon mengatakan bahwa sejumlah minyak dicuri di Nigeria setiap hari melebihi kebutuhan negara jiran Ghana guna memenuhi kebutuhan energi.
"Kami kehilangan hampir 180 ribu barel minyak per hari karena tindakan kriminal," kata Oniwon kepada komite minyak DPR, dan mencatat bahwa Ghana membutuhkan hingga sebanyak 120 ribu barel per hari.
Nigeria merupakan produsen minyak mentah terbesar kedelapan di dunia dan negara terpadat di Afrika dengan 167 juta penduduk, sementara Ghana yang memiliki industri minyak yang baru tumbuh tapi menjanjikan, berpenduduk kira-kira 24 juta.
"Orang-orang ini mengebor ke dalam pipa, mengambil apa yang mereka inginkan pada akhir hari, mereka meninggalkan begitu saja pipa tersebut sehingga menyemburkan isinya mengotori lingkungan," Oniwon menambahkan.
Pada Maret, kepala Shell cabang Nigeria Mutiu Sunmonu mengatakan negara itu rugi lima miliar dolar AS per tahun karena pencurian minyak, dan mengingatkan pendapatan yang berkurang dalam sektor yang menyumbangkan 90 persen pendapatan dalam valuta asing negara itu.
Sementara kesepakatan amnesti 2009 mengurangi kerusuhan secara tajam di wilayah Niger Delta penghasil minyak dan menyebabkan kenaikan kembali dalam produksi minyak, pencurian minyak mentah diperkirakan meningkat.
Bos NNPC juga mengkritik apa yang disebut "benar-benar tidak memadai" anggaran untuk eksplorasi lebih lanjut di sekitar perbatasan timur laut dengan Chad.
"Tahun ini kami mengusulkan anggaran sebesar 269 juta dolar AS untuk 2012, kami hanya mendapat 75 juta dolar AS. Jadi keinginan kami untuk eksplorasi minyak di Cekungan Inland dikalahkan karena alokasi anggaran untuk orang miskin," kata Oniwon.
Sebuah laporan parlemen dirilis bulan lalu yang menemukan miliaran dolar AS yang hilang karena korupsi di industri minyak Nigeria mengecam keras NNPC dan menyerukan agar perusahaan itu direstrukturisasi.