REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Setelah pembicaraan dengan negara Barat, Iran tetap bersikeras energi nuklir merupakan hak semua bangsa. Menurutnya asal pemanfaatannya untuk jalan damai, semua negara berhak memperkaya energi nuklir mereka.
Sekretaris Tertinggi Dewan Keamanan Nasional Saeed Jalili menegaskan, energi nuklir merupakan hak semua bangsa. Sehingga mereka memiliki kesempatan untuk memperkaya uranium di bawah Perjanjian Non Proliferasi nuklir. Menurutnya penggunaan nuklir untuk senjata atomlah yang seharusnya dilarang, bukan pemanfaatan nuklir secara damai.
Sebelumnya, Iran dan kelompok P5+1 (Inggris, Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat ditambah Jerman) telah berhasil melakukan perundingan terkait program nuklir Teheran. Sumber terdekat Iran mengatakan, Iran meminta Barat untuk segera mencabut sanksinya. Jalili juga meminta negara-negara tersebut untuk menaruh kepercayaan pada Iran.
Kepala Kebijakan Uni Eropa yang juga merupakan ketua perundingan Catherine Ashton mengatakan, kedua belah pihak telah berhasil menyelenggarakan perundingan. Meski kedua pihak memiliki banyak perbedaan signifikan.
Lebih lanjut menurutnya, kedua pihak berencana menyelenggarakan pembicaraan kembali. Namun pembicaraan nantinya akan membahas pendekatan langkah-langkah yang dapat menguntungkan kedua pihak. Pembicaraan berikut rencananya akan diselenggarakan di Moskow, Rusia, 18-19 Juni.