REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Sejumlah tokoh Islam dan Kristen dunia berkumpul di Nigeria sejak Rabu (23/5) kemarin. Mereka bagian dari joint delegation yang diprakarsai Alul Bait Foundation dari Jordan dan World Council of Churches, Jenewa.
Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin ikut mewakili Muslim Asia. Delegasi mengunjungi dua provinsi, Kaduna dan Plateu, yang dilanda konflik beberapa waktu lalu, guna mencari fakta dari para tokoh agama lokal dan para korban. Menurut Din Syamsudin, konflik-konflik yang terjadi di dua provinsi tersebut dipicu faktor-faktor non-agama, seperti sosial, ekonomi, dan politik.
"Tapi, agama kemudian dijadikan sebagai alat justifikasi dan basis solidaritas kelompok," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (25/5).
Din menyebutkan, dalam konflik itu terdapat juga faktor kesukuan yang kental, yang sering berhimpit dengan afiliasi keagamaan. "Ini yang membuat konflik mendalam dan sukar untuk diatasi," ujarnya.
Dalam pertemuan antartokoh Islam dan Kristen itu sering diungkapkan perlunya toleransi dan kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai. "Kegiatan ini bisa jadi model resolusi konflik yang berdimensi keagamaan dan jika berhasil dapat diterapkan di tempat lain," tutur Din.
Di antara tokoh yang ikut, dari kalangan Muslim adalah Pangeran Ghazi bin Talal (Jordan), Mustofa Ceric (mufti Bosnia), dan Syeikh Hussein Abubakar (Chad). Sedanghkan dari Kristen, ada Dr Olav Fykse Tvelt (sekjen Dewan Gereja Sedunia), Dr Michel Jackson (AS) dan Rev John Onaiyekan (Nigeria).