REPUBLIKA.CO.ID, Seperti apa bentuk bandara dan pelayanan di masa depan? Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan pada Kamis (24/5) mengatakan lingkungan bandara pada 2025 akan tak bisa dikenali. Namun itu tercapai bila industri mau mengubah paradigma demi menciptakan layanan menyeluruh, bebas stres dan mengalir.
Tentu saja, menurut laporan, ada yang diperdagangkan. Proses yang berpusat pada konsumen dan serba otomatis berarti para pelancong mesti melepaskan data dan melakukan sedikit aktivitas untuk keperluan logistik.
Seperti halnya menyimpan dan mengumpulkan barang bawaan di tempat penyimpanan bagasi--sesuatu yang diakrabi konsumen di bandara Australia di bawah skema Qantas---pada 2025, penumpang juga diharap meletakkan sendiri tas-tas bawaannya di kontainer, atau bahkan langsung di pesawat.
Bila itu dilakukan, maka maskapai akan otomatis mengetahui bila calon penumpang terlambat karena sedang dalam perjalanan dan, jika diperlukan, memesankan kembali tiket untuk mereka, demikian ungkap si penulis, Amadeus, dengan judul laporan, Reinventing the Airport Ecosystem.
Konsep menarik. Mungkinkah diterapkan di Indonesia?