Sabtu 26 May 2012 07:58 WIB

Pembantai Muslim Bosnia Ini Hadapi Hukumannya

Dejan Radojkovic
Foto: reuters
Dejan Radojkovic

REPUBLIKA.CO.ID, Dejan Radojkovic tiba di ibukota Bosnia, Sarajevo, dikawal oleh petugas imigrasi Amerika yang menyerahkannya kepada pejabat penegak hukum Bosnia. Radojkovic dicari di negara asalnya karena tuduhan kejahatan perang, dan melakukan kekejaman terhadap warga yang bukan etnik Serbia. 

Radojkovic yang berusia 61 tahun itu menghadapi tuduhan pidana atas peranannya dalam pembantaian kira-kira 8.000 pria dan anak laki-kali Muslim dekat kota Srebrenica, Bosnia timur. Daerah kantong yang dilindungi oleh PBB itu dikuasai oleh angkatan bersenjata Serbia Bosnia yang menghalau kaum Muslim dari kota. Kuburan massal pembantaian itu ditemukan di daerah sekitar Srebrenica.

Kejaksaan mengatakan bahwa Radojkovic menggunakan jabatannya sebagai komandan polisi khusus untuk membantu pelaksanaan kejahatan itu. Jaksa menuduh Radojkovic dan satuannya menangkap sekitar 200 pria Muslim Bosnia di daerah  Konjevic Polje dan memindahkan mereka ke tempat-tempat tertentu untuk dieksekusi.

Dokumen menunjukkan Radojkovic, kelahiran Bosnia dan Herzegovina, masuk Amerika Serikat tahun 1999. Setelah penyelidikan bersama, pejabat imigrasi Amerika dan pihak berwenang Bosnia mengkaitkannya dengan kemungkinan kejahatan perang. Radojkovic ditangkap di kediamannya di Las Vegas, Januari 2009.

John Morton, pimpinan petugas penegak hukum imigrasi dan bea cukai, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa bagi keluarga yang kehilangan orang yang mereka sayangi di Srebrenica, datangnya keadilan memakan waktu yang lama dan mereka dapat merasa terhibur mendapati kenyataan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas tragedi ini sekarang sedang dituntut pertanggungjawabannya.

Radojkovic, bekas komandan polisi khusus kedua yang tersangkut dalam pembantaian Srebrenica, yang dideportasi ke Bosnia. Nedjo Ikonic, dideportasi dari Milwaukee, Wisconsin, tahun 2010.

sumber : voa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement