REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran membantah laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB yang menyatakan, ilmuwan nuklir Iran telah memperkaya uranium menuju kadar yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Laporan IAEA itu sudah beredar luas dan menjadi konsumsi publik setelah tersebar di sejumlah media massa Barat, Sabtu (26/5).
"Hal tersebut masih dalam diskusi teknis rutin yang saat ini sedang ditinjau oleh para ahli," ujar Wakil Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Ali Asghar Soltanieh, seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/5).
Ali berpendapat, perhatian media Barat terhadap detil pengayaan nuklir Iran, merupakan salah satu dari tujuan politis Barat terhadap Iran. "Terlalu memperhatikan masalah kecil dan teknis pengayaan negara lain, adalah tanda tujuan politis dari beberapa media Barat," sindir Ali.
Iran dilaporkan IAEA telah menghasilkan kurang lebih 6,2 metrik ton (6,83 ton) uranium yang diperkaya 3,5 persen sejak 2007 lalu. Beberapa di antaranya disebut telah diproses lebih lanjut menjadi kadar yang lebih tinggi.
Selain itu, pada Februari lalu, IAEA juga menuding terdapat penambahan uranium lebih dari 750 kg. Beberapa uranium tersebut, jika diperkaya lagi dikabarkan cukup untuk membuat lebih dari lima buah senjata nuklir.