REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) --geriyawan suku Tuareg di Mali-- dan kelompok militan Ansar Dine setuju bersatu dan membentuk sebuah negara merdeka Islam di wilayah utara negara itu. Demikian kata seorang juru bicara pada Sabtu.
MNLA telah menyatakan ingin mendirikan sebuah negara sekuler di wilayah utara. Sementara, kelompok Ansar Dine berniat memberlakukan hukum Islam di Mali.
Kesepakatan MNLA dan Ansar Dine dipastikan bisa memperumit upaya-upaya internasional untuk menstabilkan Mali setelah kudeta pada Maret yang menjebloskan Mali ke dalam kekacauan.
"Kesepakatan yang dicapai malam ini menetapkan penyatuan kedua gerakan -- MNLA dan Ansar Dine -- untuk membentuk sebuah negara merdeka Islam," kata juru bicara MNLA, Mohamed Ag Attaher, kepada Reuters. "Kesepakatan itu juga menetapkan penyatuan kedua kekuatan dan pembentukan sebuah badan eksekutif bagi negara Azawad."
Tembakan senapan perayaan terdengar di kota Gao dan Timbuktu setelah berita mengenai perjanjian tersebut.