Ahad 27 May 2012 18:25 WIB

2 Capres Mesir Bakal ke Putaran Kedua Juni

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Sudut Kota Kairo yang dipasangi poster calon presiden Mesir.
Foto: AP
Sudut Kota Kairo yang dipasangi poster calon presiden Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemilihan Presiden Mesir telah usai diselenggarakan. Sementara ini, dua kandidat presiden diperkirakan melaju ke putaran kedua pada 16-17 Juni mendatang, meskipun penghitungan suara belum usai. Keduanya adalah Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin dan Ahmed Shafiq, mantan pejabat di era pemerintahan Hosni Mubarak.

Komisi Pemilihan Presiden Mesir akan menyatakan hasil resmi pada Selasa, namun penghitungan media menempatkan Morsi di tempat pertama dan Shafiq di tempat kedua. Wakil Kepala Ikhwanul Muslimin, Essam al-Erian menyatakan Morsi memenangkan 25,3 persen suara, Shafiq 24 persen suara dan Sabbahi 22 persen suara. Pejabat komisi pemilihan mengatakan jumlah pemilih sekitar 50 persen dari pemilih yang terdaftar selama dua hari pemungutan suara.

Pada Jumat malam, Ikhwan mengatakan ingin membuat suatu koalisi untuk menantang Shafiq, termasuk mengundang Abdel Moneim Abul Fotouh, mantan pejabat Ikhwan. "Kami menyeru semua kekuatan politik dan nasional untuk bersatu melindungi revolusi," kata Essam al-Erian. Selain Fotouh, Ikhwan juga mengundang kandidat presiden lainnya termasuk mantan luar negeri Amr Mussa dan Hamdeen Sabbahi dari Nasserist, namun ketiganya tidak hadir.

Fotouh mengatakan, tidak akan memulai perundingan untuk membicarakan posisi di pemerintahan. "Kami berusaha membangun konsensus menghadapi sisa rezim Mubarak, tetapi juga untuk mencapai revolusi yang mengakomodasi semua orang Mesir,"katanya. Lanjutnya, ia tidak akan menjadi bagian dari penawaran pendistribusian posisi.

Sementara Elia Zarwan dari Dewan Eropa tentang riset Hubungan Luar Negeri mengatakan Ikhwan harus menjangkau partai-partai politik lainnya jika mereka memiliki harapan untuk memenangkan dukungan dan memenangkan kursi kepresidenan.

Sebelumnya, kandidat Hamdeen Sabbahi meminta penghitungan ulang suara di beberapa tempat karena terdapat pelanggaran. Juru bicara Sabbahi, Hossam Mounis mengatakan, pihaknya menemukan bukti pelanggaran selama dua hari pemungutan suara yang dapat memengaruhi hasil akhir. Ia menolak memberi rincian tentang pelanggaran yang terjadi, namun banding akan diajukan pada Ahad (27/5).

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement