REPUBLIKA.CO.ID, KHOST -- Sebanyak delapan orang dari sebuah keluarga terbunuh dalam sebuah serangan udara NATO di Afghanistan timur, pemerintah setempat mengatakan pada Ahad (27/5).
Serangan terjadi di Gerda Serai, Provinsi Paktia pada Sabtu malam. Juru Bicara distrik tersebut, Rohullah Samon, mengatakan pasukan keamanan asing dan Afghanistan mencoba memadamkan jaringan aktif Taliban dan gerilyawan Haqqani di daerah tersebut.
"Pemboman oleh ISAF membunuh enam anak, istri dan seorang pria bernama Mohammad Shafee. Mereka tidak memiliki hubungan dengan Taliban atau kelompok teroris lainnya," kata Samon.
Seorang juru bicara Bantuan Keamanan Internasional yang dipimpin NATO (ISAF), Letnan Kolonel Jimmie Cummings, mengatakan pihaknya menyadari laporan tentang insiden tersebut dan sedang mengumpulkan informasi. Warga sipil kerap menjadi korban gesekan yang terjadi antara pemerintah Presiden Hamid Karzai dan NATO di Afghanistan.
Samon mengatakan serangan udara itu tidak dikoordinasikan dengan pasukan keamanan Afghanistan di daerah tersebut. Baru dua minggu lalu, Karzai memanggil komandan ISAF Jenderal John Allen dan Duta Besar AS Ryan Crocker ke istana presiden. Karzai memperingatkan bahwa jatuhnya korban sipil mampu mengancam hubungan kedua negara.
NATO dan pasukan AS di Afghanistan mengakui setelah pertemuan itu sejumlah warga sipil telah tewas dalam dua serangan udara terpisah. Sebuah pernyataan bersama tidak memberikan rincian berapa banyak warga sipil meninggal dalam setiap kejadian. Namun, para pejabat setempat memperkirakan lebih dari 20 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.