REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Badan pengawas nuklir PBB belum memberikan alasan-alasan yang cukup kuat untuk mengunjungi satu lokasi fasilitas nuklir Iran. Menurut media Iran yang dilansir Reuters, ada satu laporan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pekan lalu mengatakan gambar-gambar satelit menunjukkan kegiatan ekstensif di kompleks Parchin.
Para pejabat Iran menolak akses ke Parchin yang terletak di tenggara Teheran. IAEA mengatakan itu adalah lokasi militer. "Alasan-alasan itu dan dokumen masih belum diserahkan oleh IAEA untuk meyakinkan kami untuk memberikan izin bagi lawatan ini," kata ketua Organisasi Tenaga Atom Iran, Fereydoun Abbasi-Dawani, yang dikutip kantor berita Fars, Sabtu (26/5).
Enam negara gagal meyakinkan Iran pekan lalu untuk menghentikan kegiatan nuklirnya. Tetapi, mereka akan bertemu kembali di Moskow, Rusia, bulan depan dalam usaha untuk mengakhiri konflik yang menimbulkan kekhawatiran terjadi satu perang baru.
November tahun lalu, satu laporan IAEA menemukan bahwa Iran telah membangun satu tempat luas tahun 2000 di Parchin untuk melakukan uji coba. Menurut IAEA, itu jadi indikator kuat bagi kemungkinan pembangunan senjata. Abbas-Davani menuduh negara-negara yang tidak disebut namanya menekan IAEA untuk mengunjungi Parchin.
Setelah satu kunjungan ke Teheran pekan lalu, ketua IAEA, Yukiya Amano, mengatakan ia dekat untuk mencapai satu perjanjian dengan Iran menyangkut kunjungan pemeriksaan ke fasilitas-fasilitas nuklir tetapi masih tetap ada perbedaan-perbedaan.
Kelompok pemikir Institute for Science and International Security yang berpangkalan di AS, mengatakan ada kekhawatiran Iran mungkin sedang berusaha membersihkan gedung di Parchin itu untuk menyingkirkan bukti uji coba di sana.