REPUBLIKA.CO.ID, Pimpinan Tim Pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood, mengatakan, menurut hitungan timnya ada sekitar 90 mayat di kota Houla, di mana dilaporkan telah terjadi pembantaian.
Ditambahkan, 32 di antara mayat-mayat tersebut adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Mayor Jenderal Robert Mood menyebutnya sebagai serangan langsung terhadap masa depan rakyat Suriah, yang sama sekali tidak bisa dimaafkan.
Baik pemerintah Suriah maupun pihak pemberontak saling menuding mengenai pembantaian tersebut. Akan tetapi menurut pimpinan misi PBB itu seluk beluk pembantaian tersebut belum jelas. Salah seorang anggota kalangan oposisi di Suriah mengutuk pembantaian tersebut.
Dikatakan, itu sudah melampaui batas-batas kemanusiaan, sekaligus menunjukkan perbuatan keterlaluan yang tega dilakukan oleh rezim Presiden Bashar Al-Asad demi mempertahankan kekuasaannya.
Sementara itu, Inggris menyerukan agar masyarakat mancanegara menanggapi kejadian tersebut dengan sangat tegas. Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan akan mendorong agar Dewan Keamanan PBB menyidangkan peristiwa itu. Ditambahkan, perlu segera diungkapkan siapa pelakunya, dan memperkarakannya.