Selasa 29 May 2012 05:21 WIB

Dipicu Iran dan Dolar, Minyak Dunia Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON---Harga minyak naik pada Senin karena produsen minyak mentah utama Iran dan kekuatan Barat gagal mencapai kesepakatan atas program nuklir Teheran dan dolar melemah terhadap euro, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 48 sen menjadi 91,34 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli meningkat 82 sen menjadi menetap pada 107,65 dolar AS pada perdagangan di London.

Isu pengayaan uranium Teheran dan persediaan telah menjadi pusat pembicaraan pekan lalu antara Iran dan kekuatan utama dunia - yang percaya kegiatan nuklir negara itu menutupi upaya untuk membangun senjata atom.

Iran, sudah di bawah sanksi berat karena menolak untuk menangguhkan program nuklirnya, telah membantah tuduhan itu dan mengancam akan memutus pasokan minyak Timur Tengah jika dihadapkan dengan sanksi lebih lanjut.

"Iran dan Grexit mendorong harga minyak turun selama paruh pertama minggu lalu, tetapi perkembangan pada kedua isu itu telah berubah menjadi dukungan untuk harga minyak," kata Tamas Varga, seorang analis di broker PVM Oil Associates, Senin.

Para pedagang mengatakan bahwa harga minyak juga didukung oleh melemahnya greenback, yang membuat minyak mentah dalam denominasi mata uang dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, mendorong permintaan dan harga pada gilirannya.

Euro naik terhadap dolar setelah jajak pendapat menunjukkan kemenangan untuk partai konservatif pro-penghematan dalam pemilihan umum Yunani mendatang.

Partai Demokrasi Baru, yang mendukung kesepakatan dengan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional, diperkirakan akan memperoleh kursi terbanyak dalam pemilu 17 Juni, tetapi tanpa suara mayoritas, jajak pendapat menunjukkan pada Minggu.

Jajak pendapat baru menunjukkan kemenangan Demokrasi Baru berkisar antara 23,3 persen hingga 25,8 persen suara, hasil yang akan memerlukan partai untuk mencari mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan yang layak.

Meskipun demikian, sepertinya hasil dalam pemungutan suara bulan depan bisa berarti bahwa Yunani akan menghormati ketentuan bailout Uni Eropa-IMF dan tetap menjadi anggota zona euro.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement