Selasa 29 May 2012 05:37 WIB

Pesawat AS Terus Bombardir Markas Taliban dan Alqaidah

Pesawat tempur/Ilustrasi
Foto: Antara
Pesawat tempur/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH---Dua serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya delapan militan di kawasan suku Pakistan baratlaut dekat perbatasan Afghanistan, Senin, kata sejumlah pejabat keamanan.

Kedua serangan itu dilakukan di dekat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara, markas Taliban dan gerilyawan yang terkait dengan Alqaidah.

Serangan pertama pada pagi hari ditujukan pada sebuah bangunan militan di kota Hassokhel, 25 kilometer sebelah timur Miranshah, menewaskan sedikitnya lima gerilyawan, kata pejabat-pejabat keamanan itu.

Serangan kedua ditujukan pada sebuah kendaraan militan di distrik Datta Khel, 30 kilometer sebelah barat Miranshah, menewaskan tiga orang, kata seorang pejabat keamanan kepada AFP. "Pesawat tak berawak itu menembakkan dua rudal ke sebuah kendaraan. Kendaraan itu terbakar dan mayat orang-orang di dalamnya hangus," katanya.

Dua pejabat lain militer mengkonfirmasi jumlah korban dalam serangan tersebut. Empat serangan udara semacam itu dilakukan di daerah tersebut sejak Kamis.

Serangan-serangan itu merupakan penghalang utama bagi perbaikan hubungan antara Pakistan dan AS, yang memburuk tahun lalu karena operasi komando AS yang menewaskan Usamah bin Ladin di dalam wilayah Pakistan dan serangan udara NATO di dekat perbatasan dengan Afghanistan yang menewaskan 24 prajurit Pakistan.

Islamabad pada 26 April menegaskan lagi penentangan atas serangan pesawat tak berawak AS di wilayah Pakistan ketika utusan AS untuk Pakistan dan Afghanistan, Marc Grossman, tiba di negara itu untuk memperbaiki hubungan yang retak.

Dalam panduan yang disahkan parlemen bulan ini, Pakistan menetapkan AS harus meminta maaf tanpa syarat atas kematian dalam serangan-serangan udara itu, pelarangan pengangkutan senjata melewati negara itu dan diakhirinya serangan pesawat tak berawak.

"Kami menganggap pesawat tak berawak ilegal, tidak produktif dan tidak bisa diterima," kata sekretaris luar negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani pada jumpa pers bersama Grossman.

"Masalah ini juga dibahas pada tingkat tertinggi kepemimpinan sipil dan militer," tambahnya.

Grossman menyampaikan belasungkawa atas kematian dalam serangan udara itu namun tidak meminta maaf, dan mengenai masalah pesawat tak berawak, ia mengatakan bahwa baik Pakistan maupun AS menghadapi ancaman dari Al-Qaida dan kelompok militan lain.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Alqaidah di kawasan suku barat laut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement