REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Bara perseteruan Israel dan Palestina belum juga padam. Untuk itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ingin memulai kembali perundingan perdamaian dengan Pemerintah Palestina. Tapi Netanyahu menyebut, perdamaian baru bisa terjadi jika Palestina menjawab ajakan Israel tersebut.
Berbicara di Lembaga bagi Studi Keamanan Nasional (INSS), Selasa (29/5), Netanyahu menyalahkan Pemerintah Palestina atas terbenturnya perundingan damai yang dilakukan kedua pihak. Padahal, Netanyahu mengklaim, Israel telah melakukan pendekatan tapi Palestina selalu tak membalas ajakan damai tersebut.
Pembicaraan perdamaian Palestina-Israel terhenti pada September 2010, setelah dilanjutkannya pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan. Sejak itu, hubungan keduanya kian menegang dan hampir tidak ada perundingan damai yang dilakukan Palestina-Israel. Kalau pun ada pasti berujung kegagalan.
Upaya perundingan perdamaian terakhir adalah pertukaran surat antara pemimpin kedua pihak, April lalu. Surat merinci daftar tuntutan yang harus dipenuhi sebelum kedua pihak dapat duduk lagi di meja perundingan. Dalam satu taklimat di INSS, Netanyahu menekankan, Israel tak ingin menguasai rakyat Palestina.