REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- Suriah lewat Kementerian Luar Negerinya di Damaskus memerintahkan kuasa usaha Belanda, Janet Alberda untuk angkat kaki dari negara Timur Tengah tersebut, Rabu (30/5). Reaksi adalah jawaban Suriah atas pengusiran para diplomatnya di beberapa negara Barat.
"Suriah mengusir kuasa usaha Belanda dan memberi wanita diplomat itu waktu 72 jam untuk meninggalkan negeri ini," demikian isi satu pernyataan Kemenlu Suriah.
Menteri Luar Negeri Belanda, Uri Rosenthal mengatakan, keputusan itu 'tidak mengejutkan'. Kepada AFP Rosenthal mengatakan, Alberda sudah meninggalkan Surian. Pada Selasa (29/5) kemarin, sejumlah negara Barat --termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis-- mengusir diplomat Suriah menyusul pembunuhan warga sipil di Suriah pada akhir pekan lalu.
Sedangkan Belanda menyatakan, duta besarnya dinilai sebagai orang yang 'tak disukai' disukai" karena memprotes pembantaian sedikitnya 108 orang di Houla, Suriah. Alhasil, Duta Besar Suriah untuk Belanda, Mohammad Ayman Jamil Soussan yang tinggal di Brussels takkan diterima Kementerian Luar Negeri Belanda atau Departemen Urusan Luar Negerinya.
Belanda menarik dubesnya pada 7 Februari dan menutup Kedutaan Besarnya di Damaskus pada 20 Maret. Keputusan penutupan itu karena "Rasa jijik yang kami rasakan sehubungan dengan kekerasan mengerikan oleh pemerintah Suriah," kata Rosenthal. Kendati Kedubes Belanda sudah ditutup, Alberda tetap menjadi satu dari sedikit diplomat Barat yang masih mengisi pos di Damaskus.