Kamis 31 May 2012 18:42 WIB

Ahmadinejad: Nuklir Adalah Hak Kami

Rep: Lingga Permesti/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, saat berdiskusi tentang program nuklir negaranya.
Foto: AP
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, saat berdiskusi tentang program nuklir negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, ia tidak mengharapkan pembicaraan dengan kelompok P5 +1 yang berisi AS, Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman terkait program pengayaan uranium Teheran menemui titik terang. Rencananya, pada Juni mendatang Iran dan Kelompok P5 +1 akan melakukan pembicaraan di Rusia Juni mendatang.

"Kami tidak mengharapkan keajaiban pada pertemuan nuklir berikutnya di Moskow," katanya dalam wawancara dengan televisi Prancis 24.

Ahmadinejad menegaskan, pengayaan uranium Iran hingga 20 persen adalah hak negara dan bukan merupakan langkah membuat bom nuklir. "Nuklir adalah salah satu hak kami dalam hal hukum internasional," tegas dia.

Penguasa dunia harus mengizinkan pengayaan uranium pada tingkat 20 persen di Iran, tapi sejauh ini negara-negara besar tersebut belum melakukannya. "Akibatnya, Iran memutuskan untuk terus maju dengan pengataan," imbuh presiden 55 tahun itu.

Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melihat adanya aktivitas baru di situs nuklir Parchin Iran. IAEA menunjukkan, citra satelit baru pada Rabu yang memerlihatkan, Iran kemungkinan membersihkan situs nuklir dimana sebelumnya inspektur PBB menduga Iran melakukan tes bom nuklir.

Satu orang yang menghadiri presentasi mengatakan, pada Mei sebanyak 25 gambar menunjukkan Iran mengikis tanah di di situs Parchin. Utusan lainnya mengatakan satu bangunan pun ternyata telah dibongkar.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement