REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Cina mendesak dunia agar memberikan lebih banyak waktu terkait gagasan perdamaian bagi Suriah buatan Kofi Annan, utusan PBB dan Liga Arab. Menurut Cina tidak ada solusi instan bagi krisis yang rumit itu.
Pada Rabu (30/5) pemberontak Suriah memberikan ultimatum 48 jam kepada Presiden Bashar al-Assad untuk menerapkan gagasan perdamaian internasional. Jika tidak mereka akan kembali berupaya menggulingkannya.
Ultimatum itu dikeluarkan setelah pengamat PBB melaporkan menemukan 13 korban yang diikat dan ditembak mati di Suriah timur. Pekan lalu 108 perempuan, laki-laki dan anak-anak dibantai.
"Cina yakin keadaan Suriah saat ini sangat rumit dan serius," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Liu Weimin dalam laporan harian yang singkat, Kamis (31/5).
"Tapi pada saat yang sama kami percaya, perantaraan Annan efektif dan kami bahkan harus lebih percaya kepadanya dan lebih mendukungnya," katanya menambahkan.
Beijing dan Moscow memveto dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan aksi lebih keras terhadap Damaskus, sambil menekankan masih berharap akan ada solusi politik dengan perantaraan Annan, mantan Sekjen PBB. Annan masih tetap memperjuangkan misinya kendati ada jalan buntu.