REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 100 orang tewas, banyak di antaranya anak-anak, di kota Houla, Suriah tengah, pada akhir pekan. Suatu pengusutan atas pembantaian tersebut telah menyatakan pasukan pemerintah tidak terlibat dalam insiden itu. Pengusutan itu dilakukan oleh seorang jenderal Suriah.
Dalam temuannya, ia mengatakan, para korban nampaknya dari keluarga-keluarga yang menolak ikut pergolakan melawan pemerintah, tapi bersengketa dengan kelompok-kelompok bersenjata.
Dikatakan, enam sampai 700 orang bersenjata memasuki kota Houla dengan segala macam senjata, dan bukan kepentingan pemerintah untuk melancarkan serangan atau membunuh anak-anak.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, memperingatkan, kebijakan Rusia akan mendorong kemungkinan pecahnya perang saudara di Suriah. Menurutnya, dukungan Moskow bagi Presiden Bashar al-Assad hanya akan memperburuk situasi.
Dan Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, memperingatkan, perang saudara dapat terjadi lebih cepat dari yang diduga. "Pembantaian warga sipil seperti akhirpekan lalu dapat menjerumuskan Suriah kedalam perang saudara," katanya, "kalau ini terjadi, negara itu tidak akan pernah pulih seperti sedia kala."