REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Hakim Agung Nepal, Rana Bahadur Bam tewas tertembak oleh orang tak dikenal, Kamis (31/5). Ia tewas seketika setelah enam peluru mendarat di bagian dadanya.
Insiden tersebut terjadi ketika korban dalam perjalanan pulang dari kuil Bagalamukhi di ibu kota Nepal, Kathmandu. Korban berada dalam satu mobil bersama seorang rekannya, pengawal pribadi, dan sopir.
"Tiba-tiba sebuah sepeda motor mencegat mobil mereka dan melepaskan sejumlah tembakan. Kejadiannya sekitar pukul 11.08 pagi," kata juru bicara kepolisian Kathmandu, Rabi Raj Shresta seperti dikutip AFP.
Dokter di Norvick Hospital Nilama Pandey mengatakan, hakim berusia 64 tahun itu ditembus timah panas sebanyak enam kali. Tiga orang lain dalam mobil juga turut tertembak, namun nyawa mereka masih dapat diselamatkan.
"Dari bagian dadanya ditemukan sejumlah peluru. Kami akan meminta keterangan dari sopirnya untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Shresta.
Penembakan itu terjadi di tengah ribuan patroli polisi di jalanan Kathmandu yang tengah dilanda gejolak politik. Kekosongan kepemimpinan membuat faksi-faksi politik di negeri Himalaya itu terus bertikai menghadapi pemilu pada November mendatang.
Rana Bahadur Bam menjabat sebagai Hakim Agung selama empat tahun. Ia dilarang menangani kasus setelah dituduh menerima suap untuk memberikan vonis ringan pada sejumlah kasus kriminal. Komisi Yudisial setempat tengah menginvestigasi kasus-kasusnya.