REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pemerintah Spanyol mengkhawatirkan jumlah dana yang terus mengalir keluar negeri akan semakin memperburuk perekonomian setempat. Nilai dana yang keluar dari Spanyol bahkan tercatat menyentuh level tertinggi sejak 1990. Menteri Ekonomi Spanyol, Luis de Guindos mengatakan masa depan euro dipertaruhkan di Spanyol dan Italia dalam beberapa pekan mendatang.
Meski demikian, dia membantah pihaknya sedang bernegosiasi dengan IMF untuk mencari talangan dana. "Perjuangan euro sekarang tengah terjadi di Spanyol dan Italia, " ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (1/6).
Bank sentral Spanyol mencatat dana yang keluar mencapai 66,2 miliar euro atau 8,2 miliar dolar AS bulan lalu, terbesar sejak 1990. Padahal, pada bulan yang sama, dana yang masuk Spanyol hanya 5,4 miliar Euro. Kondisi itu mengancam industri perbankan setempat. Setelah tertekan kredit macet properti pada 2008, likuiditas dalam negeri mulai mengalir ke negara-negara Eropa Utara yang ekonominya lebih kuat.
De Guindos mengatakan, jumlah likuiditas yang keluar Spanyol itu membuat bank kesulitan dalam mengumpulkan dana pihak ketiga. Dana keluar dari Spanyol telah terjadi sebelum ada nasionalisasi bank dengan kredit keempat terbesar di wilayah setempat pada Mei. Nasionalisasi dilakukan setelah bank tersebut merugi akibat kegagalan kredit sektor properti yang mendorong resesi.
Dia juga mengatakan Jerman seharusnya membantu penyelamatan zona euro. "Kita butuh memperbaiki kebijakan dimana Jerman juga terlibat," ujar dia. Kebijakan untuk upaya penyelamatan ekonomi tersebut akan diambil dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintah Spanyol telah mengontrak auditor independen untuk memeriksa kesehatan sistem keuangan. Langkah ini ditujukan untuk memulihkan kondisi perbankan. Juru Bicara Badan Ekskutif Uni Eropa mengatakan Spanyol harus mengajukan rencana strukturisasi perbankan ke Komisi Eropa (European Commission/EC). Pemerintah Spanyol akan menggelontorkan dana penyelamatan perbankan hingga 23,5 miliar euro.