Sabtu 02 Jun 2012 01:04 WIB

Suu Kyi: As-Cina Jangan Berantem karena Myanmar

 Pemimpin perjuangan demokrasi di Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Foto: AP
Pemimpin perjuangan demokrasi di Myanmar, Aung San Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK---Peraih Nobel Aung San Suu Kyi memperingatkan Cina dan Amerika Serikat agar tidak mengubah Myanmar jadi "lahan pertempuran" saat mereka berebut pengaruh atas negara yang memiliki kepentingan strategis itu.

Ketika berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengenai Asia Timur di ibu kota Thailand, Bangkok, Suu Kyi mengatakan ia khawatir karena kedua negara adidaya tersebut saling berebut posisi di negerinya.

"Sangat banyak orang berbicara sekarang mengenai di posisi apa di Burma sekarang mereka bisa mulai terlibat ... terlebih Amerika Serikat dan cara negara tersebut akan mempengaruhi hubungan kami dengan China," kata Suu Kyi kepada wartawan. 

Ia menggunakan nama lama Myanmar: Burma.

"Saya selalu sangat prihatin ketika Burma dipandang sebagai lahan pertempuran bagi Amerika dan Cina," kata Suu Kyi.

"Tak boleh begitu, Myanmar mesti jadi daerah yang hamonis buat kedua negara besar itu," katanya. Ia menambahkan Myanmar dan Cina telah menjadi "tetangga yang baik" selama bertahun-tahun.

Banyak pengeritik menuduh Cina menguras sumber daya alam dengan mengorbankan rakyat miskin Myanmar, dan membantu membentengi mantan junta di negeri tersebut dari tekanan penuh celaan internasional di Dewan Keamanan PBB.

Myanmar tahun lalu menghentikan pembangunan bendungan dukungan Cina dengan nilai 3,6 miliar dolar AS. Tindakan itu mungkin saja membuat marah Beijing, mitra dagang terbesar kedua dan penanam modal asing terbesarnya.

AS telah berusaha membina hubungan dengan pemerintah Presiden Thein Sein, dan meredakan sebagian sanksi penanaman modal serta mengangkat duta besar pertamanya untuk negeri tersebut dalam 22 tahun. Tindakan itu merupakan hadiah bagi tindakan Myanmar membangun demokrasi termasuk penyelenggaraan pemilihan umum sela pada April.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement