Ahad 03 Jun 2012 10:44 WIB

Franck Ribery: Minum Alkohol Berbahaya

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
Franck Ribery, winger timnas Prancis, meluapkan emosi kegembiraannya usai mencetak gol dalam laga uji coba lawan Serbia di Reims, Prancis, Kamis (31/5).
Foto: AP/Thibault Camus
Franck Ribery, winger timnas Prancis, meluapkan emosi kegembiraannya usai mencetak gol dalam laga uji coba lawan Serbia di Reims, Prancis, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Awal tahun ini, gelandang Bayern Muenchen Franck Ribery membuka bar bebas alkohol yang diganti dengan jus buah. Ribery mengatakan, bar bebas alkohol di rumahnya. Kalau tidak sedang memperkuat Bayern Muenchen dan Les Bleus, Ribery  pulang ke rumahnya di Kota Boulogne-sur-Mer— kota yang terletak di Prancis utara, yang terletak di departemen Pas-de-Calais.

Bar bernama O'Shahiz, yang mengmbil nama dari dua Ribery putri Shahinez dan Hizya ini didedikasikan untuk Muslim Prancis yang merasa tidak nyaman di bar yang menawarkan minuman beralkohol. Ribery sadar, cukup sulit menemukan bar tanpa alkohol di Benua Biru tersebut.

Karena itu ia mendedikasikan bar tersebut untuk mendorong warga Muslim Prancis, khusus pemain sepakbola Muslim meninggalkan minum alkohol. Ribery berharap, pemain Muslim yang merumput di liga Eropa mendapat bar alternatif dan tidak lagi mabuk-mabukan gara-gara mengkonsumsi alkohol berlebihan.

"Saya ingin sebuah konsep yang agak berbeda dari biasanya," ujar pemain yang menjadi mualaf sejak 2006 ini kepada surat kabar Prancis, La Voix du Nord.

Menurut dia, Islam mengambil sikap tanpa kompromi dalam melarang minuman keras. Siapapun itu, seorang Muslim dilarang minum atau bahkan menjual alkohol sebab sangat berbahaya bagi tubuh. Meskipun jarang berbicara tentang imannya, baru-baru ini Ribery mengatakan kepada majalah Le Paris Match bahwa dia merasa "aman" dengan Islam.

Sebuah penelitian di Inggris dirilis pada November 2010, yang menemukan bahwa alkohol adalah obat yang lebih berbahaya dan mematikan daripada heroin atau kokain. Alkohol disalahkan atas kematian 195.000 orang di 27 negara Uni Eropa setiap tahun dan lebih dari 10 ribu kematian disebabkan oleh alkohol yang berhubungan dengan kecelakaan di jalan, dengan orang-orang muda terutama berisiko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement