REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan mengintensifkan kewaspadaan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan menggeser sebagian besar kapal perangnya di kawasan Asia Pasifik pada 2020, seperti dilaporkan oleh media lokal, Ahad (3/6).
Komentar pertama Letnan Jenderal Ren Haiquan dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) adalah reaksi pertama publik Beijing terhadap pernyataan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta. Sabtu lalu, Panetta mengatakan rencana pergeseran armada angkatan laut sehingga 60 persen kapal perangnya itu di akhir dekade ini atau meningkat 50 persen dibandingkan saat ini.
"Pertama, kita tidak boleh memperlakukan ini sebagai bencana. Saya percaya ini adalah respon Amerika Serikat untuk kepentingan nasional, kesulitan fiskal dan perkembangan keamanan global," kata Ren yang memimpin delegasi Cina untuk dialog keamanan regional di Singapura yang disiarkan oleh televisi Phoenix Hong Kong, dan dilansir Reuters.
Cina telah lama waspada terhadap keinginan AS. PLA menduga AS frustasi oleh perkembangan Cina yang signifikan. Ren yang merupakan wakil presiden dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Cina mengatakan Beijing tidak akan puas dengan langkah AS.
Ia menambahkan, sebaiknya Cina tidak menanggapi langkah AS tersebut secara berlebihan. Cina, menurutnya, menghadapi perkembangan yang rumit dan serius serta perlu meningkatkan kesadaran tentang bahaya. Rakyat Cina, katanya, harus mempersiapkan diri menghadapi segala macam keadaan yang kompleks dan serius.