REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Uni Emirat Arab (UAE), Ahad, mengumumkan bantuan pangan seharga 500 juta dirham (136 juta dolar AS) buat Yaman, tempat organisasi bantuan menyatakan sebanyak 44 persen warganya tak memperoleh cukup makanan, demikian laporan kantor berita resmi UAE, WAM.
Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed An-Nahayan "telah setuju untuk mengalokasikan 500 juta dirham untuk membeli makanan dan segera membagikannya kepada rakyat Yaman, yang bersaudara", kata WAM.
Tindakan tersebut bertujuan "meringankan penderitaan dan memastikan ketersediaan kebutuhan dasar" guna memungkinkan rakyat Yaman mewujudkan "keamanan, kestabilan dan kemakmuran yang lebih baik" kata pernyataan itu.
Bahan makanan tersebut meliputi beras, gula, minyak goreng, susu bayi, makanan kalengan dan barang lain kebutuhan dasar bagi penggunaan sehari-hari, kata WAM. Pada Mei, tujuh kelompok bantuan memperingatkan para diplomat bahwa Yaman berada di ambang "krisis bencana pangan".
Sedikitnya 10 juta orang, sebanyak 44 persen warga Yaman, tak memperoleh "cukup makanan", kata mereka sebagaimana dilaporan AFP. Ditambahkannya, satu dari tiga anak "menderita gizi buruk parah".
Pada 21 Mei, Uni Eropa meluncurkan tambahan lima juta euro (6,2 juta dolar AS) buat Yaman guna membantu memerangi gizi buruk yang meningkat dalam apa yang dikatakannya krisis pangan "yang parah sekali" dan dialami oleh hampir separuh warga.
Komisi Eropa sudah mengirim 20 juta euro (24,9 juta dolar) dalam bentuk bantuan kemanusiaan buat Yaman tahun ini. Bantuan tersebut diarahkan untuk meningkatkan dan menambah akses ke air bersih, dan mendukung program pemberian makan, mengembangkan rancangan kerja-untuk-uang-kontan dan menyediakan jaminan uang kontan buat 200.000 orang.
Protes maut anti-pemerintah melanda Yaman tahun lalu, sehingga akhirnya memaksa presiden Ali Abdullah Saleh untuk mundur pada Februari, setelah 33 tahun berkuasa.
Krisis politik itu telah membuat ekonomi negeri tersebut tercabik dan menambah parah situasi keamanan --yang sudah buruk. Sementara itu gerilyawan Alqaidah melancarkan gelombang serangan di wilayah Selatan sejak kepergian Saleh.
Pada Sabtu (2/6), empat gerilyawan Alqaidah dan seorang prajurit Yaman tewas dalam pertempuran Jumat malam di luar Zinjibar, ibu kota provinsi Yaman selatan, Abyan, kata seorang perwira militer.
Pasukan pemerintah melancarkan serangan habis-habisan pada 12 Mei dengan tujuan merebut kembali daerah Zinjibar dan tempat lain di Abyan --yang direbut oleh Alqaidah selama setahun terakhir. Sejak serangan dimulai, setidaknya 376 orang tewas, demikian perhitungan AFP, yang disusun dari pernyataan-pernyataan resmi.
Yaman adalah negara paling miskin di Jazirah Arab, dan lebih dari 40 persen warganya hidup di bawah garis kemiskinan.