REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Suriah sedang berhadapan dengan konspirasi asing yang mau menghancurkan negara dan karenanya berhadapan dengan perang. "Kami sedang menghadapi upaya untuk memprovokasi kekerasan sektarian dan sarana yang dipakai untuk melakukan hal tersebut adalah terorisme," ujar Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam pidato kepada parlemen baru.
Assad menyambut anggota parlemen yang baru terpilih pada Mei. Pemilihan, menurut Assad adalah jawaban yang tepat bagi para teroris.
Dia mengatakan bahwa ada perbedaan yang jelas antara politik dan terorisme dan bahwa pintu untuk dialog tetap terbuka bagi mereka yang tidak mencari intervensi asing.
Sementara Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil al-Arabyi, ingin Dewan Keamanan PBB mengambil langkah serius untuk melindungi warga sipil di Suriah.
"Saya telah mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB agar mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat Suriah," katanya di Doha, Qatar.
Warga Mesir itu namun mengatakan tidak meminta intervensi militer. Dia tidak menjelaskan lebih jauh langkah seperti apa yang dimaksud.
Al-Araby, Jumat (1/6), mengatakan dalam wawancara dengan sebuah surat kabar Arab dirinya tidak percaya akan niat masyarakat internasional untuk melakukan intervensi militer di Suriah.