REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Badan Nasional Pencegahan Banjir dan Kekeringan Cina memperingatkan, banjir parah diperkirakan terjadi pada 2012 yang ditandai peningkatan curah hujan. Banjir bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada 2012 dan kemungkinan banjir besar di sejumlah aliran sungai di Cina tidak dapat dihindarkan.
Seperti dilaporkan media Sunday, kabar itu diungkapkan Badan Nasional Pengendali Banjir dan Penanggulangan Kemarau Cina. Seperti dinukil dari People's Daily, sejumlah banjir telah terjadi di sepanjang anak sungai Yangtze, sungai terpanjang di Cina, dalam skala berbahaya sewaktu musim banjir saat ini.
Pejabat Badan Pencegahan Banjir Sungai Yangtze dan Pencegahan Kemarau, Wu Daoxi mengatakan, ketinggian air pada batas tengah dan bawah yang tercapai di Yangtze, sebesar satu hingga tiga meter lebih tinggi dibanding rata-rata yang pernah terjadi.
Lembah Sungai Yangtze terakhir kali mengalami banjir besar pada 1998. Wu menjelaskan kemungkinan banjir skala besar secara signifikan meninggi pada 2012.
Deputi Kepala Badan Pencegahan Kemarau dan Banjir Cina, Zhang Jiatun secara terpisah mengatakan, banjir besar juga diperkirakan terjadi di Sungai Huaihe, sungai irigasi utama di wilayah Cina tengah. Laporan tersebut menjelaskan, tingkat curah hujan diperkirakan meningkat lebih dari 20 hingga 50 persen di atas wajar di dekat muara timur laut Sungai Huaihe dan lembah Sungai Kuning pada musim panas ini.
Sementara Dewan Sumber Air Sungai Mutiara, Liu Zhisen mengatakan, sungai Mutiara, sungai tepanjang ketiga di Cina, juga mungkin terjadi banjir di kawasan atau kekeringan di lembahnya pada 2012 karena pembagian curah hujan yang tidak seimbang.
Menurut laporan, pejabat berwenang telah membuka sejumlah penyerapan air skala besar dan menengah di sepanjang Sungai Yangtze, termasuk tiga Penyerapan Gorges untuk menyiapkan penyerap guna menyimpan air banjir. Pemerintah Cina telah mengeluarkan biaya yang besar untuk sejumlah proyek bendungan dan tanggul setelah banjir besar di sebagian Sungai Yangtze yang menewaskan 4.150 orang pada 1998.
Ikuti Whatsapp Channel Republika